Pembagian Hidayah (2)

Para pembaca yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala..

Hidayah yang Kedua adalah Hidayah Irsyad

hidayah yang kedua atau jenis yang kedua adalah hidayah irsyad, hidayah ad_dilalah, hidayatud da’wah. Maksud hidayah disini adalah menyampaikan Kebenaran dan petunjuk, informasi dan ajakan dakwah. Hidayah ini ada lillah (bagi Allahﷻ) dan bagi Rasul-Nya dan para Nabi dan orang-orang sholeh dan bagi para du’at dan bagi masing-masing kita.

Kita juga bisa menggunakan petunjuk gambaran dan informasi tentang kebenaran kepada orang lain agar ia bisa mendapatkan Hidayah.

Inilah yang disabdakan Nabi ﷺ kepada Ali bin thalib radhiyallahu ‘anhu :

فَوَاللَّهِ لأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ

“Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.”

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

وَهَدَيْنَـٰهُ ٱلنَّجْدَيْنِ

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan”,(Surat Al-Balad (90) Ayat 10)

yaitu jalan yang baik dan jalan yang buruk.

Allah ﷻ berfirman :

وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَـٰهُمْ فَٱسْتَحَبُّوا۟ ٱلْعَمَىٰ عَلَى ٱلْهُدَىٰ فَأَخَذَتْهُمْ صَـٰعِقَةُ ٱلْعَذَابِ ٱلْهُونِ بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

“Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan”. (Surat Fusshilat (41) Ayat 17)

Maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk yaitu dilalah(bukti-bukti), petunjuk, informasi kebenaran. Kami telah berikan kepada mereka namun mereka lebih menyukai buta daripada hidayah (petunjuk).

Allah ﷻ berfirman :

إِنَّ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًۭا كَبِيرًۭا

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”, (Surat Al-Isra (17) Ayat 9).

Kalau seandainya jenis kedua hidayah ini yaitu hidayah memberikan petunjuk.memberikan informasi tentang agama,memeberikan informasi tentang kebenaran lalu kita menyebarkan nya.bererti kita juga bisa punya andil di dalam menyampaikan ini.nabi ﷺ bersabda :


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ؛ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

“Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda : siapa yang mengajak kepada kebenaran, dia akan mendapatkan pahala (pahala kebenaran itu) dan pahala orang yang mengikuti nya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun, dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka baginya dosa dan dosa orang-orang yang mengikuti nya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun”.

Indahnya Hidayah

Para pembaca yang dimuliakan Allah subhanahu wa ta’ala….

Alhamdulillah, Allah ﷻ telah memberikan hidayah kepada kita dan telah dibukakan hati kita dan taufik yang lebih utama. Kalau lah bukan karena taufik dari Allah ﷻ, maka kita tidak akan mungkin bisa duduk untuk bermajlis ilmu.

Dari sekian banyak kaum muslimin yang mengatakan dia islam, amat berat baginya untuk duduk dimasjid. Panas telinga nya untuk mendengar Al-Quran dan hadist-hadist.seolah-olah hatinya tersakiti terbakar ketika melihat seorang menjalankan sunnah.

Namun, kita Alhamdulillah ketika Allah ﷻ memberikan kita taufik ketika Allah ﷻ memberikan kita keimanan untuk mengikuti kebenaran. Maka janganlah kita bakhil (pelit) untuk menjadi pelopor hidayah yang kedua yaitu menyebarkan kebenaran kepada orang-orang.

Maka jadilah kita pelopor apa yang telah kita ketahui. Maka hendaknya kita sampaikan kepada orang lain Nabi ﷺ bersabda :


عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “tidak lah sempurna iman Salah seorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kita mencintai diri kita untuk mendapatkan hidayah.bagaimana hidayah telah kita dapatkan, lalu kita suguhkan kepada teman kita, kepada saudara kita, kepada keluarga kita dan terutama orangtua kita, sanak family kita.kita sampaikan kepada mereka kita berikan dengan suguhan yang baik.dan ini adalah peran kita, didalam menyampaikan hidayah.

Beratnya Kebenaran

Kebenaran, -wahai para pembaca yang dimuliakan oleh Allah ﷻ- adalah berat. Berat sekali kebenaran tersebut, sebagaimana kita dahulunya sebelum diberi hidayah oleh Allah ﷻ sangat berat kita mengikuti sunnah. Ketika kita diajak oleh orang-orang selalu kita meremehkan, melecehkan.

Akan tetapi sekarang walhamdulillah, Allah ﷻ sudah mudahkan bagi kita.orang lain, juga seperti kita dahulu. Maka ketika kita tahu dengan kebenaran, dan kebenaran itu adalah berat, maka jangan kita tambah berat kebenaran dengan berat nya sikap kita.

Kalau kita bawakan kedalam makanan, jika kita membuat suatu makanan yang enak-enak.orang-orang tidak akan tertarik dengan makanan yang baik ini jika penyajian kita tidak bagus.misalkan kita letakkan diatas piring tapi piringnya kotor.maukah orang memakannya..?! Walaupun makanan itu merupakan se-lezat-lezatnya makanan…?!

Maka tentu tidak akan tetapi kita membuat masakan ala kadarnya, namun kita suguhkan dengan suguhan yang baik. Pertama orang sudah tertarik untuk ingin makan padahal dia belum tau bagaimana rasanya akan tetapi dengan suguhan yang baik dan menarik dan menjadikan orang lain menjadi tertarik.

Maka oleh karena itu kita sebagai pelopor hidayah yang kedua, yaitu memberikan petunjuk, bimbingan kepada orang lain maka hendaknya ia menyuguhkannya dengan cara yang baik. Sehingga orang lain tertarik untuk mendapatkan hidayah.

Wallahu’alam.

Selesai..

Baca Juga : Pembagian Hidayah (1)

Penulis: Ustadz Rahmat Ridho, S. Ag