Kabasurau.co.id. Kekhawatiran tentang kandungan BPA (Bisfenol A) dalam kemasan polikarbonat, seperti galon air, sering kali dianggap berlebihan. Oka Tan menyatakan bahwa jumlah BPA dalam polikarbonat sangat kecil dan tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan.
“Kandungan BPA dalam polikarbonat sangat kecil dan tidak akan bermigrasi dalam kondisi normal,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip dari InfoPublik, Jumat (30/8/2024).
Tan menjelaskan bahwa BPA hanya mungkin bermigrasi ke dalam air jika kemasan polikarbonat meleleh. Namun, ia menekankan bahwa kondisi tersebut jarang terjadi karena kemasan polikarbonat dirancang untuk tahan panas hingga lebih dari 200 derajat Celsius.
“Kemasan ini dibuat untuk menahan suhu tinggi, sehingga risiko migrasi BPA hampir tidak ada,” tambahnya.
Selain itu, Tan menegaskan bahwa proses distribusi dan paparan sinar matahari tidak mempengaruhi kandungan BPA dalam galon.
“Gesekan hanya terjadi pada bagian luar galon, sehingga tidak mempengaruhi air yang disimpan di dalamnya,” jelasnya.
Hal ini bertentangan dengan pendapat yang menyebutkan bahwa migrasi BPA dapat dipengaruhi oleh keasaman cairan, suhu penyimpanan, dan paparan sinar matahari.
Lebih lanjut, Tan menekankan bahwa kemasan polikarbonat yang telah melalui proses pemanasan tambahan, seperti aneling, tetap aman digunakan.
“Kemasan polikarbonat yang telah dianel tetap tidak akan melepaskan BPA kecuali dalam kondisi ekstrem seperti pencairan,” katanya.
Menurut Tan, kemasan polikarbonat masih diakui keamanannya oleh badan pengawas makanan internasional, termasuk FDA. Ia juga menambahkan, “Tidak ada bukti migrasi BPA dari kemasan polikarbonat yang melebihi batas aman. Semua masih berada di bawah batas yang ditetapkan.” Tan mengungkapkan bahwa kekhawatiran terkait BPA mungkin lebih didorong oleh persaingan bisnis daripada bukti ilmiah yang substansial.