Warga Palestina DibunuhWarga Palestina berdoa di dekat jenazah kerabat mereka yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, di luar kamar mayat di Khan Younis, pada 7 Januari 2024. (AP)

Kabasurau.co.id. Setidaknya 23.708 warga Palestina dibunuh dan 60.005 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, demikian disampaikan kementerian kesehatan enclave tersebut pada Jumat. Dalam 24 jam terakhir, 151 warga Palestina dibunuh dan 248 lainnya terluka akibat serangan tersebut. Serangan Israel yang terus menerus telah membunuh puluhan orang di Gaza semalam, pada hari ke-98 perang antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas.

Siang tadi, seorang jurnalis AFP melaporkan bahwa serangan udara dan tembakan artileri menghantam daerah antara kota selatan Khan Younis dan Rafah yang dipadati oleh warga yang melarikan diri dari utara. Serangan tersebut menewaskan setidaknya 59 orang dan melukai puluhan lainnya di wilayah yang terkepung, demikian disampaikan kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

Tentara Israel menyatakan telah membunuh tujuh “teroris” dalam serangan di Khan Younis dan 20 lainnya di daerah Maghazi di utara. Fotografer AFP menyaksikan asap hitam membumbung tinggi di atas Rafah pagi ini, di mana warga Palestina berkumpul di samping kantong mayat putih dari korban terbaru.

“Apakah ada yang peduli pada kami? Mengapa semua orang terdiam?” tanya seorang pengunjuk rasa di rumah sakit. Di Rafah, warga Fayad Abu Rjeila memeriksa puing-puing sebuah bangunan setelah serangan Israel yang katanya telah menewaskan warga sipil di rumah mereka. “Mereka tidak punya kaitan dengan apa pun. Orang-orang yang hanya ingin hidup,” ujarnya kepada AFP. “Mengapa mereka ditargetkan?”

Israel bersumpah untuk mengeliminasi Hamas dan telah melakukan serangan bombardemen tanpa henti, bersamaan dengan invasi darat, sejak pejuang Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober. Serangan mereka yang belum pernah terjadi sebelumnya menyebabkan sekitar 1.140 orang tewas di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut data AFP berdasarkan angka resmi.

Pada Kamis, badan amal Oxfam International mengatakan bahwa jumlah kematian harian di Gaza lebih tinggi daripada konflik besar lainnya abad ini. Sally Abi Khalil dari Oxfam menyatakan bahwa sangat sulit untuk membayangkan komunitas internasional hanya berdiam diri sementara pembunuhan terus terjadi.

Di utara Gaza, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan telah mencapai rumah sakit terbesar Gaza pada Kamis, mengirimkan bahan bakar dan persediaan medis yang sangat dibutuhkan. “Tim melaporkan bahwa Al-Shifa, yang sebelumnya merupakan rumah sakit utama Gaza, telah (sebagian) memulihkan layanan,” kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui X, sebelumnya Twitter.