Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads

Keburukan dirimu itu fakta yang nyata. Sementara keburukan orang lain itu hanya sangkaanmu semata


Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang lebih cepat melihat kesalahan orang lain dibanding meninjau kekurangan diri sendiri. Padahal, keburukan diri kita adalah fakta yang nyata karena kita menyaksikannya langsung dalam amal dan perbuatan kita sehari-hari. Sementara itu, keburukan orang lain seringkali hanya berupa dugaan, prasangka, bahkan kabar yang belum tentu benar.

Islam menekankan pentingnya introspeksi diri (muhasabah) dan larangan keras untuk berprasangka buruk atau mencari-cari kesalahan orang lain. Inilah sikap yang dapat menjaga hati tetap bersih, memperkuat ukhuwah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Menghindari Prasangka Buruk

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah menggunjing satu sama lain." (QS. Al-Hujurat: 12)

Ayat ini menegaskan bahwa prasangka buruk dapat menjerumuskan pada dosa besar. Ibn Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, ayat ini adalah peringatan agar seorang Muslim menjaga lisan dan hati dari tuduhan yang tidak berdasar, karena prasangka buruk adalah pintu fitnah.


Larangan Mencari-Cari Kesalahan

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
"Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan, jangan saling memata-matai, jangan saling berlomba-lomba (dalam keburukan), jangan saling hasad, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa Islam menginginkan terciptanya persaudaraan yang tulus. Mengorek aib orang lain adalah perbuatan yang justru merusak keharmonisan sosial. Imam Al-Ghazali menyebutkan dalam Ihya Ulumuddin, orang yang sibuk mencari aib orang lain sama seperti orang yang lupa membersihkan kotoran dalam rumahnya sendiri, tapi sibuk memperhatikan kotoran di rumah tetangga.


Kisah di Zaman Nabi ﷺ: Fitnah Terhadap Aisyah RA

Salah satu pelajaran penting dalam sejarah Islam adalah peristiwa Ifk (fitnah besar) yang menimpa Ummul Mukminin, Aisyah رضي الله عنها.

Dalam perjalanan pulang dari salah satu peperangan, Aisyah رضي الله عنها tertinggal dari rombongan. Ia kemudian ditemukan oleh seorang sahabat, Shafwan bin Al-Mu‘aththal, yang mengantarnya kembali ke Madinah. Namun, kaum munafik menyebarkan fitnah bahwa Aisyah telah berbuat serong.

Berita bohong itu menyebar luas, hingga sebagian kaum Muslimin hampir terpengaruh oleh isu tersebut. Rasulullah ﷺ sendiri menunggu wahyu Allah sebelum mengambil keputusan. Hingga akhirnya turun ayat:

إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ...
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah golongan dari kalian juga. Janganlah kamu mengira berita bohong itu buruk bagi kalian, bahkan ia baik bagi kalian..." (QS. An-Nur: 11)

Peristiwa ini menjadi pelajaran abadi bahwa prasangka buruk dan kabar tanpa bukti dapat menghancurkan kehormatan seseorang. Allah menegur orang-orang yang ikut menyebarkan isu tanpa memastikan kebenaran.


Teladan Umar bin Khattab RA dalam Menghindari Prasangka

Diriwayatkan bahwa suatu ketika Umar bin Khattab melihat seseorang sedang minum dari wadah yang mencurigakan. Sebagian orang menyangka ia sedang minum khamar. Umar kemudian mendekatinya untuk memastikan. Setelah diteliti, ternyata yang diminum hanyalah air biasa.

Mendengar kabar itu, Umar berkata kepada orang-orang:

"Sesungguhnya prasangka itu adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah sekali-kali kalian berprasangka buruk tanpa bukti yang nyata."

Dalam riwayat lain, Umar juga pernah berkata:

"Janganlah kamu berprasangka buruk terhadap ucapan yang keluar dari mulut saudaramu, selama engkau masih mendapatkan kemungkinan yang baik darinya."

Ini adalah prinsip agung dalam menjaga ukhuwah: selama masih ada kemungkinan baik, seorang Muslim harus mendahulukan husnuzan (prasangka baik), bukan suuzan (prasangka buruk).


Pentingnya Introspeksi Diri

Allah ﷻ berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra: 36)

Umar bin Khattab pernah berkata:
"Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan timbanglah amalmu sebelum amal itu ditimbang untukmu."

Seorang mukmin yang sibuk dengan muhasabah akan lebih berhati-hati dalam berbicara, berpikir, dan bersikap terhadap orang lain.


Membangun Sikap Bijak dan Rendah Hati

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ
"Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah." (HR. Ahmad)

Ibnul Qayyim menegaskan, siapa yang sibuk dengan aib dirinya, ia tidak akan punya waktu untuk mencela orang lain. Sebaliknya, siapa yang sibuk menyoroti orang lain, ia akan lalai memperbaiki dirinya.


Kesimpulan

Menyadari keburukan diri sendiri dan menahan diri dari menghakimi orang lain adalah kunci hidup harmonis dalam Islam. Fitnah terhadap Aisyah رضي الله عنها dan teladan Umar bin Khattab menjadi bukti nyata bahwa prasangka buruk dan kabar tanpa dasar bisa menimbulkan kerusakan besar dalam masyarakat.

Sebaliknya, dengan introspeksi diri, sikap rendah hati, dan bijak dalam berinteraksi, kita akan lebih mudah menemukan kedamaian batin serta membangun hubungan yang berkualitas dengan sesama.

Semoga Allah ﷻ senantiasa memberi kita kekuatan untuk memperbaiki diri, menjaga lisan, dan menjauhi prasangka buruk. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.


Artikel ini pertama kali diterbitkan di www.kabasurau.co.id

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram Surau TV, Klik : WA Grup & Telegram Channel

Bottom Post Ads

Copyright © 2025 - Kabasurau.co.id | All Right Reserved