Kabasurau.co.id: Padang — Duka mendalam masih menyelimuti keluarga korban insiden “glamping maut” di kawasan wisata Lakeside Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Tragedi yang diduga disebabkan oleh keracunan gas karbon monoksida ini menewaskan seorang wisatawan, sementara satu korban lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Senin (13/10/2025).
Korban selamat, Bapak Gilang Kurniawan (28), hingga kini masih dirawat di ruang High Care Unit (HCU) Semen Padang Hospital (SPH). Ia ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di kamar mandi lokasi glamping pada Kamis (9/10/2025), beberapa jam setelah istrinya, Almarhumah Ibuk Cindy Desta Nanda (28), ditemukan meninggal dunia di lokasi yang sama.
Pasangan muda tersebut baru menikah pada 3 Oktober 2025 dan tengah menikmati masa bulan madu mereka di kawasan wisata Alahan Panjang. Resepsi pernikahan terakhir bahkan baru digelar pada 5 Oktober di Gedung Serbaguna Semen Padang, hanya empat hari sebelum tragedi terjadi.
Kakak kandung korban, Ibuk Mike Erda (39), menjelaskan bahwa kondisi adiknya kini mulai stabil, namun kesadaran dan ingatannya belum pulih sepenuhnya. Ia menyebut bahwa Gilang kerap kebingungan dan tidak mengingat peristiwa yang menimpa dirinya maupun istrinya.
“Padahal sudah pergi ke pemakaman, bertemu Cindy, melihat wajah Cindy, peluk, tapi Gilang tidak ingat,” ungkap Ibuk Mike saat ditemui wartawan di Padang pada Minggu (12/10/2025).
Menurutnya, setiap kali terbangun dari tidur, Gilang selalu menanyakan keberadaan sang istri dan bingung dengan kondisi yang dialaminya. “Bangun tidur Gilang tanya istrinya terus. Gilang bingung kenapa dirawat, kenapa di rumah sakit. Kami keluarga juga bingung kenapa bisa begitu,” ujarnya dengan nada haru.
Pihak Semen Padang Hospital menyampaikan bahwa Gilang masih berada dalam perawatan intensif dan terus mendapatkan pemantauan ketat dari tim medis. Humas SPH, Ibuk Rizki Febriela, mengatakan bahwa kondisi pasien secara umum stabil, namun belum memungkinkan untuk memberikan penjelasan lebih rinci.
“Pasien masih dalam perawatan intensif di ruang HCU Semen Padang Hospital sejak dirujuk dari RSUD Solok,” kata Ibuk Rizki saat dikonfirmasi pada Senin (13/10/2025).
Sementara itu, penyelidikan terkait penyebab pasti insiden masih terus dilakukan oleh pihak berwenang. Dugaan kuat mengarah pada keracunan gas karbon monoksida yang berasal dari water heater di kamar mandi yang tidak memiliki ventilasi. Di lokasi kejadian juga ditemukan tabung gas elpiji berukuran 12 kilogram di bawah lantai dekat kloset, yang memperkuat kemungkinan adanya kebocoran gas di ruang tertutup tersebut.
Tragedi ini menimbulkan sorotan terhadap standar keamanan di sektor wisata alam, terutama pada fasilitas glamping (glamour camping) yang semakin populer di kalangan wisatawan. Para pemerhati keselamatan publik menilai bahwa pengelola perlu memastikan kelayakan instalasi gas, ventilasi udara, serta peralatan pemanas agar tidak menimbulkan ancaman bagi pengunjung.
Insiden di Alahan Panjang ini menjadi peringatan penting bagi seluruh penyedia jasa wisata berbasis alam di Sumatra Barat untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aspek keselamatan pengunjung. Pemerintah daerah diharapkan turut melakukan pengawasan ketat terhadap izin dan standar teknis fasilitas wisata.
Hingga kini, keluarga besar Gilang masih mendampingi proses pemulihannya, baik secara fisik maupun mental. Mereka berharap agar Gilang dapat segera sembuh dan mendapatkan kekuatan untuk menghadapi kenyataan pahit atas kepergian istrinya.
“Yang kami harapkan sekarang, semoga Gilang cepat pulih, baik badannya maupun ingatannya,” tutup Ibuk Mike penuh harap.
Tragedi ini bukan hanya meninggalkan duka bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi momentum refleksi bagi seluruh pelaku industri wisata agar keselamatan tidak lagi menjadi aspek yang terabaikan di balik keindahan alam yang ditawarkan.