Sebanyak 10 kecamatan tercatat mengalami banjir dengan ketinggian air antara 30 hingga 150 sentimeter. Kecamatan yang terdampak banjir meliputi Lubuk Alung, Batang Anai, Sintuk Toboh Gadang, Ulakan Tapakih, 2x11 Anam Lingkuang, Anam Lingkuang, Nan Sabaris, V Koto, Batang Gasan, dan VII Koto. Ribuan rumah warga terendam, memaksa sebagian masyarakat melakukan evakuasi mandiri untuk menghindari bahaya.
Selain banjir, tujuh kecamatan lainnya terdampak longsor dan angin kencang, yaitu 2x11 Kayu Tanam, V Koto Timur, IV Koto Aua Malintang, Patamuan, V Koto Kampung Dalam, Padang Sago, dan Sungai Limau. Material longsor menutup sejumlah ruas jalan dan menyulitkan mobilitas warga. Sementara itu, angin kencang menyebabkan puluhan pohon tumbang yang menghambat akses dan menimbulkan kerusakan.
Kepala BPBD Kabupaten Padang Pariaman, Bapak Emri Nurman, menyampaikan bahwa dampak bencana tercatat di 56 nagari dengan total 26 titik banjir, 16 titik longsor, dan 14 titik pohon tumbang. “Situasi masih dalam pemantauan dan tim terus bergerak di lapangan. Hingga Selasa siang, data yang kami terima menunjukkan peningkatan titik kejadian akibat intensitas hujan yang belum menurun,” ujar Bapak Emri dalam keterangan resmi di Kantor BPBD Padang Pariaman pada Selasa (25/11). Ia mengungkapkan bahwa seluruh personel telah dikerahkan untuk melakukan asesmen cepat serta membantu evakuasi warga.
Selain merendam permukiman, bencana ini juga merusak sejumlah fasilitas umum seperti jembatan, bendungan, dan berbagai ruas jalan di beberapa kecamatan. Kerusakan tersebut menyebabkan terhambatnya distribusi bantuan serta mobilitas penduduk di wilayah terdampak. Pemerintah daerah saat ini tengah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk percepatan perbaikan dan pembukaan akses.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, dua warga dilaporkan mengalami luka-luka akibat terdampak material longsor dan pohon tumbang. Kedua korban kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit terdekat dan berada dalam pengawasan medis. Pemerintah daerah memastikan bahwa seluruh korban telah mendapatkan penanganan sesuai prosedur darurat.
Berdasarkan data sementara BPBD, total estimasi kerugian akibat bencana hidrometeorologi ini mencapai Rp4.891.000.000. Angka tersebut mencakup kerusakan fasilitas umum, infrastruktur, serta harta benda warga. Pemerintah daerah mengimbau warga untuk tetap waspada dan segera melapor jika terjadi kondisi darurat di lingkungan masing-masing.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem yang berisiko terjadi sepanjang musim penghujan. Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman memastikan penanganan terus dilakukan agar situasi di seluruh kecamatan terdampak dapat pulih secara bertahap dan aktivitas masyarakat kembali berjalan normal.






