Pantauan di lapangan menunjukkan sejumlah rumah warga di Jorong Balai Tingkah mengalami kerusakan akibat amblasnya tanah di bibir tebing sungai. Beberapa bangunan semi permanen seperti warung, rumah huller, dan bagian rumah warga hanyut tersapu arus sungai yang mengalir deras sejak dini hari. Material bangunan terbawa hingga ke aliran sungai dan menyisakan puing di tepi lokasi kejadian.
Seorang warga setempat, Bapak Febri, menyampaikan kesaksiannya saat berada di lokasi pada Selasa dini hari. Saat itu suasana masih gelap dan kondisi hujan belum sepenuhnya reda, sementara warga mulai waspada terhadap suara air sungai yang makin deras. Ia mengatakan bahwa kejadian tersebut berlangsung cepat setelah air mulai meluap dan menggerus tanah pondasi bangunan warga. “Kejadiannya tadi dini hari sekitar pukul 01.30 WIB,” ujarnya saat ditemui.
Menurut Bapak Febri, sebelum bangunan runtuh dan terbawa arus, warga mendengar suara batu besar terbawa aliran sungai dari arah hulu. Suara gemuruh tersebut menjadi tanda awal bahwa aliran air telah mencapai titik berbahaya. “Sebelum ambruk dan terbawa arus, rumah saya juga di dekat sungai sempat terdengar suara batu besar seperti suara gemuruh. Sepertinya batu-batu itu terbawa arus dari atas,” tuturnya.
Beberapa saat setelah suara tersebut terdengar, bagian tebing sungai mulai runtuh dan menyeret material bangunan ke aliran sungai. Selain rumah warga, satu bangunan warung dilaporkan hilang seluruhnya karena terseret arus tanpa menyisakan struktur di lokasi. “Ada rumah yang dapurnya saja terdampak, ada warung seluruhnya terbawa arus. Tapi beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, pemilik rumah mencoba menyelamatkan barang yang bisa diselamatkan,” lanjutnya.
Selain kerusakan rumah, bencana serupa juga terjadi di wilayah lain di Nagari Saniangbaka, tepatnya di Jorong Balai Lalang. Bagian jalan yang dikenal warga sebagai “jalan runtuh” kembali terban setelah sebelumnya sempat diperbaiki. Kondisi jalan mengalami penurunan struktur dan tidak dapat dilewati kendaraan roda empat.
“Jalan itu karena sering runtuh dinamakan jalan runtuh. Belum lama ini baru diperbaiki sekarang sudah terban kembali,” terang Bapak Febri.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi resmi dari pihak pemerintah daerah maupun BPBD Kabupaten Solok terkait penanganan lanjutan. Warga masih mengawasi kondisi permukaan air sungai sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan banjir susulan atau longsor lanjutan.
Pemerintah nagari dan masyarakat berharap penanganan darurat segera dilakukan mengingat kondisi akses jalan dan permukiman masih berada dalam risiko tinggi akibat curah hujan yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.






