kabasurau.co.id : BEIRUT – Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) menegaskan kembali seruan mereka kepada tentara Israel agar menghentikan tindakan agresi atau serangan terhadap atau di dekat personelnya, setelah terjadi insiden penembakan yang mengancam jiwa pada hari Minggu (16/11/2025). UNIFIL menyebutkan bahwa insiden ini adalah pelanggaran serius terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
UNIFIL mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa sebuah tank Merkava tentara Israel menembakkan peluru senapan mesin berat ke pasukan penjaga perdamaian UNIFIL yang berjarak sekitar 5 meter dari posisi Israel yang didirikan di dalam wilayah Lebanon. Tentara penjaga perdamaian, yang saat itu sedang berpatroli dengan berjalan kaki, terpaksa mencari perlindungan selama 30 menit sebelum tank Merkava itu mundur, dan untungnya tidak ada korban luka.
Juru bicara militer Israel, Avichai Adraee, mengklaim bahwa insiden itu bermula dari pengamatan dua orang mencurigakan di dekat Hamamis di Lebanon selatan. Ia mengatakan tembakan dilepaskan sebagai tembakan peringatan untuk menghalangi mereka, dan bahwa identifikasi kedua orang itu sebagai tentara UNIFIL yang berpatroli baru terjadi setelah pemeriksaan pasca-kejadian. Adraee menyalahkan kondisi cuaca buruk atas salah identifikasi tersebut dan membantah adanya penembakan yang disengaja.
Insiden penembakan ini terjadi kurang dari 48 jam setelah UNIFIL mengungkap perkembangan Israel yang signifikan di wilayah Lebanon seperti pembangunan tembok di dalam wilayah Lebanon, dekat dengan Garis Biru yang dibatasi PBB.
Sejak Oktober dan November, UNIFIL telah memeriksa pembangunan tembok beton berbentuk T oleh tentara Israel. Survei menunjukkan bahwa tembok tersebut melampaui Garis Biru di dekat kota perbatasan Yaroun, membuat lebih dari 4.000 meter persegi tanah Lebanon tidak dapat diakses.
Komando Angkatan Darat Lebanon mengecam penembakan terhadap pasukan penjaga perdamaian sebagai pelanggaran kedaulatan Lebanon dan menuduh serangan Israel mengacaukan Lebanon serta menghalangi pengerahan tentara di selatan.
Sebuah sumber politik resmi menduga serangan terhadap UNIFIL ini kemungkinan besar merupakan pesan balasan dari Israel yang merespons pengungkapan UNIFIL mengenai aktivitas pembangunan tembok ilegal oleh tentara Israel di wilayah Lebanon.
Presiden Lebanon, Joseph Aoun, pada Jumat malam telah meminta Kementerian Luar Negeri untuk mengajukan keluhan mendesak kepada Dewan Keamanan PBB, menyertakan laporan UNIFIL yang mengonfirmasi pembangunan tembok, yang secara tegas melanggar Resolusi PBB 1701 dan kedaulatan negara Lebanon.
sumber : Arabnews | Weblink : https://www.arabnews.com/node/2622848/middle-east
Kontributor : M Syarif Hidayatullah







