Kabasurau.co.id: Caracas — Presiden Venezuela, Bapak Nicolas Maduro, menandatangani undang-undang pertahanan baru yang menetapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi potensi ancaman dari Amerika Serikat (AS). Melalui regulasi tersebut, ia memerintahkan pengaktifan Komando Pertahanan Komprehensif nasional yang melibatkan lembaga publik, militer, serta kekuatan rakyat Venezuela.
Dalam siaran langsung di Venezolana de Television (VTV) pada Selasa (11/11/2025), Bapak Maduro menegaskan bahwa pengaktifan komando tersebut dilakukan guna memastikan kesiapan nasional menghadapi kemungkinan konflik bersenjata. “Mulai saat ini, dengan ditandatanganinya undang-undang ini, seluruh Komando Pertahanan Komprehensif — yang mencakup seluruh lembaga publik, militer, dan kekuatan rakyat Venezuela — harus diaktifkan saat fajar,” ujar Bapak Maduro dalam pernyataannya yang disiarkan dari Istana Miraflores, Caracas.
Lebih lanjut, Bapak Maduro menjelaskan bahwa undang-undang tersebut disusun untuk memperkuat ketahanan nasional dalam menghadapi ancaman eksternal yang dapat menggoyahkan stabilitas negara. “Jika kita, sebagai republik dan rakyat, harus terjun ke perjuangan bersenjata untuk mempertahankan warisan para pembebas, maka kita harus siap untuk menang dengan patriotisme dan keberanian,” tutur Bapak Maduro dengan nada tegas dan penuh semangat.
Langkah ini diambil setelah meningkatnya ketegangan antara Caracas dan Washington dalam beberapa bulan terakhir. Awal bulan ini, Bapak Maduro telah menyetujui usulan partai berkuasa untuk memulai perlawanan bersenjata apabila Amerika Serikat melancarkan serangan militer terhadap Venezuela. Ketegangan tersebut muncul di tengah meningkatnya kehadiran armada angkatan laut AS di kawasan Karibia dengan alasan memerangi perdagangan narkoba.
Situasi semakin memanas setelah sejumlah media AS pada September lalu melaporkan bahwa Presiden Amerika Serikat, Bapak Donald Trump, sedang mempertimbangkan opsi militer untuk menyerang kartel narkoba di Venezuela. Laporan itu menyebutkan bahwa langkah tersebut memiliki tujuan yang lebih luas, yakni melemahkan pemerintahan Maduro yang dianggap bermasalah secara politik dan ekonomi.
Sebelumnya, pada Agustus 2025, Juru Bicara Gedung Putih, Ibuk Karoline Leavitt, menegaskan bahwa Bapak Trump siap menggunakan “setiap elemen kekuatan Amerika” untuk melawan perdagangan narkoba. Menurutnya, Washington tidak menutup kemungkinan melancarkan operasi militer di wilayah Venezuela apabila dianggap perlu untuk melindungi kepentingan nasional AS.
Menanggapi situasi tersebut, Bapak Maduro menuduh Amerika Serikat sengaja memperburuk ketegangan di kawasan Amerika Latin demi kepentingannya terhadap sumber daya energi Venezuela. Ia menilai tuduhan terkait perdagangan narkoba hanya dijadikan alasan untuk menutupi agenda ekonomi dan politik AS. “Mereka bukan datang untuk memberantas narkoba, tetapi untuk menguasai minyak kita,” tegas Bapak Maduro menutup pernyataannya.
Pemerintah Venezuela menyatakan akan terus memantau perkembangan situasi keamanan regional dan memastikan seluruh elemen pertahanan siap menghadapi segala bentuk ancaman yang berpotensi mengancam kedaulatan negara.






