Kabasurau.co.id: PADANG — Posko Bersama Dareliman menginisiasi program kemanusiaan bertajuk Randang Cinto sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat terdampak bencana banjir bandang di sejumlah wilayah Sumatera. Program ini memanfaatkan randang, masakan khas Minangkabau yang sarat nilai budaya dan kebersamaan, sebagai media berbagi kepada sesama muslim. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terorganisasi dengan melibatkan relawan dalam satu komando kemanusiaan. Rabu (25/12/2025).
Randang yang diproduksi dalam program ini tidak hanya dipandang sebagai makanan, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan ketahanan masyarakat Minangkabau. Seluruh bahan dimasak dalam beberapa kuali besar, terdiri dari daging sapi segar pilihan serta rempah-rempah khas yang ditakar secara konsisten. Setiap unsur memiliki peran yang sama penting dan saling melengkapi untuk menghasilkan randang berkualitas.
Proses memasak Randang Cinto melibatkan banyak relawan yang tergabung dalam Posko Bersama Dareliman. Kegiatan memasak dimulai sejak pukul pagi WIB hingga sore harinya, dengan para relawan bergantian mengaduk randang secara terus-menerus. Selama delapan jam penuh, kebersamaan, ketekunan, dan disiplin menjadi kunci utama dalam menjaga kualitas masakan.
Seluruh tahapan produksi dilakukan dengan standar yang sama demi menghasilkan randang dengan kualitas dan daya tahan tinggi. Randang yang dimasak dalam waktu cukup dan dengan teknik yang tepat mampu bertahan antara enam hingga dua belas bulan. Hal ini memungkinkan randang didistribusikan ke wilayah-wilayah terdampak bencana yang berjarak jauh.
Setelah proses memasak selesai, randang langsung dikemas pada sore hari menggunakan kemasan standing pouch aluminium foil. Pengemasan dilakukan secara cermat untuk menjaga kebersihan, kualitas, dan ketahanan produk. Randang yang telah dikemas kemudian disiapkan untuk disalurkan kepada masyarakat pada hari berikutnya.
Posko Bersama Dareliman menargetkan produksi Randang Cinto mencapai dua ton yang akan didistribusikan kepada masyarakat terdampak banjir bandang di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Produksi dilakukan secara bertahap dengan kapasitas sekitar 100 kilogram randang per hari. Seluruh proses dijalankan dengan perencanaan yang matang agar distribusi bantuan berjalan tepat sasaran.
Randang yang dibagikan diberi nama “Randang Cinto” sebagai simbol cinta dan kepedulian seorang muslim kepada saudara muslim lainnya. Penamaan ini mencerminkan semangat solidaritas, empati, dan kebersamaan dalam menghadapi musibah. Nilai-nilai tersebut menjadi landasan utama dalam setiap tahapan kegiatan kemanusiaan ini.
Melalui program Randang Cinto, Posko Bersama Dareliman berharap bantuan yang disalurkan dapat meringankan beban masyarakat terdampak bencana. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi penguat semangat bagi para korban untuk bangkit dan melanjutkan kehidupan secara bertahap. Seluruh pihak yang terlibat menaruh harapan agar setiap proses yang dijalani menjadi amal kebaikan dan membawa manfaat luas bagi sesama.
Reporter: Ilvan | Redaksi: kabasurau.co.id



