Kabasurau.co.id: Agam — Warga Jorong Subarang Aia, Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, membangun empat kuburan massal untuk memakamkan korban banjir bandang atau galodo yang terjadi pada Kamis pekan lalu. Pemakaman massal dilakukan secara spontan oleh masyarakat setelah jenazah korban ditemukan dalam jumlah banyak pada Jumat (28/11/2025), sehari usai bencana melanda wilayah tersebut. Langkah itu diambil sebagai upaya cepat untuk menangani kondisi darurat dan menjaga kelayakan jenazah sebelum dimakamkan.
Wali Jorong Subarang Aia, Bapak Irlan, menjelaskan bahwa keputusan untuk melakukan pemakaman massal muncul setelah para tokoh masyarakat berdiskusi pada pagi hari. Menurutnya, temuan jenazah yang terus bertambah membuat masyarakat harus bergerak cepat menyiapkan tempat pemakaman. Suasana jorong saat itu dipenuhi kepanikan sekaligus kepedihan akibat banyaknya korban yang ditemukan di sekitar aliran Sungai Nanggang.
“Jumat pagi itu sudah banyak korban meninggal yang kami temukan. Para tokoh masyarakat nagari kemudian mengusulkan untuk dikubur secara massal,” ujar Bapak Irlan, Rabu (2/12/2025), saat ditemui di lokasi pengungsian. Ia mengatakan bahwa masyarakat bergotong-royong menggali kuburan sejak pagi hingga siang hari untuk memastikan seluruh korban dapat dimakamkan dengan layak.
Bapak Irlan menjelaskan bahwa terdapat empat kuburan massal yang dibuat warga pada hari itu di dua titik lokasi yang berdekatan. Setiap kuburan massal berisi empat hingga tujuh jenazah yang telah diidentifikasi oleh masyarakat setempat. Menurutnya, proses identifikasi dilakukan secara sederhana berdasarkan ciri fisik, pakaian, serta laporan keluarga korban.
Ia menambahkan bahwa total korban yang dimakamkan secara massal berjumlah 22 jenazah. “Semuanya bisa kami identifikasi dan memang merupakan warga setempat,” kata Bapak Irlan, menegaskan bahwa seluruh proses pemakaman dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan tetap menghormati adat serta nilai kemanusiaan.
Menurut Bapak Irlan, sebagian besar korban ditemukan di sepanjang pinggir Sungai Nanggang, yang menjadi jalur utama aliran galodo. Ia menyebutkan bahwa sekitar 30 rumah yang berada di bantaran sungai tersebut hilang disapu banjir bandang, sehingga banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan diri. Suasana desa pun berubah drastis, dari yang sebelumnya ramai kini hanya menyisakan puing dan material kayu berserakan.
Selain korban meninggal, Bapak Irlan mengungkapkan bahwa puluhan warga lainnya masih dinyatakan hilang. Ia menyampaikan bahwa total warga Subarang Aia yang hilang mencapai 62 orang berdasarkan data sementara yang dihimpun pihak jorong. Dari jumlah tersebut, sebanyak 35 orang telah ditemukan, baik dalam kondisi selamat maupun meninggal dunia.
Hingga memasuki hari ketujuh setelah kejadian, tim gabungan masih terus melakukan pencarian di beberapa titik sepanjang aliran sungai. Kondisi medan yang sulit dan cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan utama bagi petugas dan relawan. Upaya pencarian masih akan dilanjutkan hingga seluruh korban yang hilang berhasil ditemukan.
Dengan adanya pemakaman massal dan pencarian yang terus berlangsung, masyarakat berharap proses penanganan dapat berjalan lancar serta memberikan kejelasan bagi keluarga korban yang masih menunggu kabar. Pemerintah nagari dan warga setempat berkomitmen untuk terus mendukung tim gabungan demi mempercepat proses pemulihan dan penanganan bencana di wilayah tersebut.






