Informasi penutupan jalur ini disampaikan Satlantas Polresta Bukittinggi melalui media sosial resminya. Dalam penyampaian tersebut, jalur dinyatakan tidak dapat dilalui baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Hingga kini, belum ada konfirmasi mengenai korban jiwa maupun kerusakan material secara rinci.
Seorang petugas dari Satlantas Polresta Bukittinggi menyampaikan bahwa longsor terjadi di kawasan Nagari Nan Limo, yang merupakan salah satu titik rawan bencana ketika curah hujan tinggi. Penjelasan tersebut disampaikan setelah petugas menerima laporan dan turun langsung ke lokasi pada Selasa siang (25/11).
“Ada titik longsor baru di Palupuah,” ujar seorang petugas Satlantas Polresta Bukittinggi dalam keterangan tertulis yang dibagikan melalui media sosial, Selasa (25/11).
Dalam dua hari terakhir, kawasan ini telah mengalami beberapa kejadian longsor yang mengakibatkan penutupan jalan sementara. Kondisi cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi menjadi pemicu utama timbunan longsor di sejumlah wilayah strategis. Keadaan ini membuat jalur transportasi terganggu dan aktivitas mobilitas warga terhambat.
Selain Jalinsum Bukittinggi–Medan, jalur Bukittinggi–Padang via Malalak juga masih dilaporkan tertutup longsor sejak Senin (24/11). Kondisi tersebut semakin mempersempit jalur alternatif bagi pengguna jalan yang melintas menuju sejumlah daerah di Sumatera bagian utara.
Pemerintah daerah bersama aparat terkait diharapkan segera melakukan penanganan darurat untuk membuka akses jalan dan melakukan evakuasi di lokasi terdampak. Masyarakat diminta tetap waspada dan menghindari perjalanan ke daerah rawan longsor selama kondisi cuaca belum membaik.






