Pantauan di lokasi menunjukkan pengendara terpaksa menunggu hingga air berangsur surut. Kondisi ini menyebabkan arus kendaraan tersendat dan beberapa pengendara memilih menghentikan kendaraan di pinggir jalan. Cuaca di wilayah tersebut sejak pagi dilaporkan masih mendung dan berpotensi hujan kembali.
Seorang warga setempat, Bapak Johan, menyampaikan bahwa banjir mulai terjadi sejak Senin sore (24/11). Menurutnya, warga sudah terbiasa dengan kondisi tersebut karena banjir kerap terjadi ketika curah hujan tinggi. Ia menyampaikan hal tersebut saat ditemui di lokasi banjir pada Selasa pagi (25/11).
“Banjir sejak sore kemarin. Pagi ini banjir masih menghambat akses,” ujar Bapak Johan saat memberikan keterangan, Selasa (25/11) pagi.
Menurut penjelasan beliau, wilayah tersebut memang berada di daerah yang rawan tergenang air. Hujan dengan durasi kurang dari setengah hari saja sudah cukup menyebabkan banjir, terlebih intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir terbilang tinggi. Kondisi tersebut membuat akses jalan sering terputus dan aktivitas masyarakat terganggu.
“Sudah sering banjir. Kalau sudah begini, akses pasti terputus,” kata Bapak Johan.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada laporan mengenai penanganan resmi dari pihak terkait maupun langkah mitigasi lanjutan. Masyarakat berharap agar penanganan jangka panjang dapat dilakukan untuk mencegah banjir berulang, terlebih kawasan tersebut merupakan jalur akses warga antarwilayah.
Pemerintah daerah diharapkan segera berkoordinasi untuk memastikan keamanan dan kelancaran mobilitas masyarakat, terutama bagi warga yang bekerja dan siswa yang harus menuju sekolah. Warga diminta tetap berhati-hati dan menghindari perjalanan jika kondisi air kembali meningkat.






