Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa siang, Bapak Abdul Muhari, selaku Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menjelaskan bahwa distribusi udara difokuskan ke Kabupaten Pasaman Barat, Agam, dan Pesisir Selatan. Ia menyampaikan bahwa proses pendistribusian dilakukan dalam suasana operasi darurat yang terus dikoordinasikan di Posko BNPB. “Sebaran pendistribusian di kabupaten ini antara lain di Palembayan 2,7 ton dan Malalak 535 kilogram. Di tempat lain, pengiriman udara menuju Talamau, Pasaman Barat 650 kilogram, dan Muaro Aia, Pesisir Selatan 215 kilogram,” jelasnya dalam sesi pemaparan perkembangan bantuan.
Bantuan yang dikirim terdiri atas bahan pangan dan non-pangan untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat terdampak. Untuk kategori pangan, BNPB membawa beras, minyak goreng, gula, makanan bayi, air mineral, mi instan, paket lauk pauk, serta bahan pangan pendukung lainnya. Bantuan ini diharapkan dapat menopang kebutuhan dasar warga di daerah yang sulit dijangkau akibat kerusakan akses jalan dan jembatan.
Sementara itu, bantuan non-pangan meliputi popok bayi, pembalut, perlengkapan mandi, tikar, selimut, handuk, hingga baju bayi. Menurut Bapak Abdul, bantuan tersebut disesuaikan dengan kondisi lapangan yang menunjukkan tingginya kebutuhan logistik bagi kelompok rentan seperti ibu dan anak. Ia menegaskan bahwa seluruh bantuan didistribusikan berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan yang dilakukan bersama BPBD di masing-masing daerah.
Selain pendistribusian logistik, tim BNPB juga mengidentifikasi sejumlah wilayah yang masih terisolasi. Lokasi yang masuk kategori terisolasi berada di Kota Padang, Padang Pariaman, dan Agam. Dalam penjelasannya, Bapak Abdul menyebut bahwa upaya pembukaan akses terus dilakukan dengan mengerahkan alat berat. “Pengerahan alat berat seperti ekskavator telah dikirimkan tetapi ada kebutuhan lebih banyak untuk mempercepat penanganan. Dengan perbaikan akses jalan, pendistribusian bantuan dapat berjalan optimal serta mendukung mobilitas masyarakat pascabencana,” ujarnya dalam suasana evaluasi harian penanganan bencana.
Hingga Selasa sore, BNPB bersama TNI AU dan Basarnas terus melakukan pengiriman bantuan udara, khususnya menuju titik-titik yang masih sulit diakses kendaraan darat. Kabupaten Agam dan Pasaman Barat menjadi dua daerah dengan tingkat keterisolasian paling tinggi, sehingga distribusi bantuan dilakukan secara intensif. Operasi udara diperkirakan masih akan dilanjutkan hingga situasi memungkinkan bantuan didistribusikan melalui jalur darat.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Sumbar per Selasa (2/12) pukul 16.00 WIB, jumlah pengungsi terbesar berada di Kabupaten Pesisir Selatan mencapai 83.463 jiwa. Sementara itu, Kabupaten Agam mencatat 6.320 jiwa warga mengungsi, Kota Padang 4.456 jiwa, Kabupaten Solok 3.133 jiwa, dan Kabupaten Pasaman Barat 2.607 jiwa. Data ini masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring pembaruan laporan dari daerah.
Sebagai penutup, BNPB menegaskan komitmennya untuk melanjutkan pengiriman bantuan secara berkelanjutan hingga seluruh wilayah terdampak dapat pulih dari kondisi darurat. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana lanjutan mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Sumatera Barat.
.png)
