Selama berada di lokasi, Bapak Mahyeldi berinteraksi langsung dengan masyarakat yang terdampak banjir bandang. Warga menyampaikan permintaan utama berupa normalisasi sungai dan penambahan alat berat untuk membersihkan permukiman dari material banjir yang didominasi kayu besar dan lumpur tebal. Berdasarkan pantauan lapangan, bencana hidrometeorologi tersebut menyebabkan puluhan rumah rusak berat dan ratusan lahan pertanian warga terdampak parah.
Di hadapan masyarakat, Bapak Mahyeldi menegaskan bahwa berbagai aspirasi telah ditindaklanjuti pemerintah sejak hari pertama bencana terjadi. Ia menjelaskan bahwa alat berat sudah diturunkan ke lokasi dan terus bekerja melakukan pembersihan, meski prosesnya belum tuntas karena area terdampak sangat luas. “Kita sudah mendengar langsung aspirasi warga. Mereka membutuhkan percepatan pemulihan, dan itu sudah kita respon. Alat berat sudah kita kerahkan dan saat ini masih bekerja di lapangan,” ujarnya dalam suasana peninjauan siang hari tersebut.
Gubernur juga menekankan komitmen Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk terus hadir dalam setiap tahap penanganan bencana. Ia memastikan bahwa bantuan logistik dan dukungan teknis akan terus diperkuat agar masyarakat dapat segera bangkit dari dampak yang ditimbulkan. “Bantuan untuk warga sudah kita serahkan, totalnya Rp68 juta untuk dua titik. Insya Allah pemerintah akan terus mendampingi masyarakat hingga kondisi kembali pulih,” tambah Bapak Mahyeldi.
Sementara itu, Wakil Bupati Solok, Bapak Chandra, melaporkan kondisi kerusakan dan dampak bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Solok. Ia menyebut bahwa total warga terdampak mencapai 14.966 jiwa dengan kerusakan 211 rumah kategori berat, 243 rumah rusak sedang, dan 195 rumah rusak ringan. Selain itu, kerusakan juga terjadi pada 643 hektare lahan sawah milik masyarakat di beberapa titik.
Untuk wilayah Nagari Muaro Pingai, Bapak Chandra memaparkan bahwa sebanyak 521 kepala keluarga terdampak langsung oleh banjir bandang tersebut. Dari jumlah itu, 50 rumah mengalami rusak berat, satu jembatan putus, dan dua jembatan lainnya rusak parah sehingga menghambat akses masyarakat. “Kami berharap dukungan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk percepatan pembangunan kembali akses jalan dan jembatan, karena ini kebutuhan vital masyarakat,” ujarnya dalam sesi laporan di lokasi peninjauan.
Dengan kunjungan ini, pemerintah daerah berharap proses penanganan darurat dan pemulihan pascabencana dapat berjalan lebih cepat dan terkoordinasi. Kehadiran pimpinan daerah di tengah masyarakat juga menjadi penguatan moral bagi warga yang masih berjuang memulihkan kehidupan mereka setelah bencana. Pemerintah memastikan upaya penanganan akan terus dilakukan hingga seluruh wilayah kembali berfungsi secara normal.
.png)
