Dalam penjelasannya, Bapak Purbaya menyebut bahwa bencana alam memang memberikan tekanan terhadap aktivitas ekonomi, terutama di wilayah terdampak. Namun, ia memastikan dampaknya dapat tertahan oleh meningkatnya aktivitas perbaikan infrastruktur pascabencana yang secara langsung menambah perputaran ekonomi masyarakat. Ia menuturkan kondisi itu menjadi faktor penting yang membuat perekonomian tetap bergerak positif meski diterpa musibah.
Menurut Bapak Purbaya, proses pemulihan dan pembangunan kembali fasilitas publik akan menciptakan tambahan aktivitas ekonomi yang dapat mengurangi beban tekanan dari sisi produksi maupun distribusi. Ia menilai hal tersebut menjadi penopang pertumbuhan agar tidak mengalami perlambatan tajam. “Akan berdampak tapi tidak sampai memperlambat terlalu signifikan, apalagi nanti kalau ada perbaikan-perbaikan fasilitas bangunan dan lainnya, itu akan mendorong ekonomi sedikit,” ujarnya menjelaskan kepada awak media.
Dalam kesempatan yang sama, Bapak Purbaya juga menyoroti potensi gangguan dari sisi stabilitas sistem keuangan di daerah terdampak bencana. Ia menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah antisipatif, termasuk menggelontorkan likuiditas tambahan ke perbankan apabila dibutuhkan. Ia mengingatkan bahwa sejak September 2025 pemerintah telah menempatkan dana menganggur sebesar Rp276 triliun dari Bank Indonesia ke perbankan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Bapak Purbaya menilai kondisi keuangan nasional masih dalam batas stabil dan cukup kuat untuk menangani gangguan di wilayah terdampak. Ia menyatakan akan terus memantau perkembangan finansial nasional dan siap menambah suplai dana jika stabilitas dianggap perlu diperkuat. “Saya pikir masih akan di atas 5,5 persen. Saya akan monitor kondisi keuangan di sistem finansial, kalau masih dianggap kurang saya akan gelontorkan lagi uang saya ke perbankan,” ujarnya menegaskan.
Selain menjaga stabilitas ekonomi, pemerintah juga memastikan ketersediaan anggaran untuk penanganan bencana melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bapak Purbaya menyebut bahwa BNPB masih memiliki anggaran lebih dari Rp500 miliar yang dapat digunakan untuk penanganan darurat. Ia memastikan pemerintah akan menambah alokasi tersebut apabila BNPB membutuhkan tambahan dana sesuai kebutuhan lapangan.
Lebih lanjut, Bapak Purbaya menekankan bahwa kesiapan anggaran menjadi komponen penting dalam mendukung kegiatan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pascabencana. Ia memastikan pemerintah pusat akan selalu memberikan dukungan fiskal yang memadai agar pemulihan wilayah terdampak dapat dilakukan secara optimal. Ia menutup penjelasannya dengan memastikan seluruh instrumen kebijakan fiskal siap digerakkan untuk menstabilkan ekonomi dan mempercepat pemulihan masyarakat.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, pemerintah berharap tekanan ekonomi akibat bencana tidak akan mengganggu target pertumbuhan pada akhir tahun. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mengawal stabilitas ekonomi dan menjaga kesejahteraan masyarakat di tengah kondisi darurat yang sedang dihadapi di berbagai wilayah.
.png)
