Kabasurau.co.id: AGAM — Sebuah video singkat yang memperlihatkan penemuan Kitab Suci Al-Qur’an di tengah puing-puing bencana galodo Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, viral di media sosial. Video tersebut menyedot perhatian warganet karena memperlihatkan kondisi Al-Qur’an yang masih utuh dan dapat dibaca di tengah kehancuran lokasi bencana. Unggahan ini ramai diperbincangkan sebagai penguat spiritual di tengah duka pascabencana.
Video berdurasi 37 detik itu diunggah melalui akun Instagram @dangaumedia dan dikolaborasikan dengan sejumlah akun lainnya. Konten tersebut diunggah pada Minggu, 28 Desember 2025, dan dalam waktu singkat menyebar luas di berbagai platform media sosial. Unggahan itu menarasikan momen para relawan yang menemukan Al-Qur’an di area terdampak banjir bandang Malalak.
Dalam tayangan video, terdengar suara seorang relawan yang merekam suasana penemuan tersebut. “Masih ada yang utuh dan terbaca, Masya Allah, penemuan Al-Qur’an di lokasi bencana banjir bandang Malalak,” ujar seorang relawan dalam rekaman video saat berada di lokasi kejadian. Ucapan tersebut disampaikan di tengah aktivitas relawan yang tengah menyusuri puing-puing dan sisa material bencana.
Secara visual, Al-Qur’an yang ditemukan tampak masih utuh meskipun sebagian sudutnya mengalami kerusakan akibat terjangan banjir bandang. Kondisi kitab suci tersebut terlihat kontras dengan lingkungan sekitar yang menunjukkan kerusakan parah, mulai dari puing bangunan hingga material lumpur yang menumpuk. Situasi ini memperlihatkan dampak dahsyat bencana yang melanda kawasan tersebut.
Perlu diketahui, banjir bandang atau galodo Malalak terjadi pada Rabu, 26 November 2027. Peristiwa tersebut mengakibatkan belasan warga meninggal dunia dan menyebabkan banyak rumah warga mengalami kerusakan berat. Pusat hancuran akibat bencana ini berada di Jorong Toboh, yang menjadi salah satu wilayah terdampak paling parah.
Viralnya video penemuan Al-Qur’an ini turut memantik respons emosional masyarakat dan menjadi pengingat akan ketabahan di tengah musibah. Banyak warganet menilai peristiwa tersebut sebagai simbol harapan dan kekuatan iman bagi para korban. Hingga kini, proses penanganan dan pemulihan pascabencana di wilayah Malalak masih terus dilakukan oleh relawan bersama pihak terkait.



