Kabasurau.co.id: Jakarta — Menteri Koordinator Bidang Pangan Bapak Zulkifli Hasan memastikan bahwa Indonesia tidak akan melakukan impor beras sepanjang tahun 2025. Keputusan ini menandai capaian penting dalam upaya pemerintah mencapai swasembada pangan nasional, setelah pada tahun sebelumnya Indonesia masih mengimpor sekitar 4,5 juta ton beras. Rabu (29/10/2025).
Dalam Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta, Rabu (29/10/2025), Bapak Zulkifli mengungkapkan bahwa stok beras nasional diproyeksikan surplus hingga 4 juta ton berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Ia menegaskan bahwa angka tersebut merupakan hasil kerja kolektif lintas kementerian dan lembaga di bawah kepemimpinan Presiden Bapak Prabowo Subianto.
“Kalau tahun lalu kita impor 4,5 juta ton, tahun ini, kata BPS, bukan kata saya, kita akan surplus 4 juta ton sampai akhir tahun. Tahun ini impor kita nol,” ujar Bapak Zulkifli. Rabu (29/10/2025).
Bapak Zulkifli menuturkan, capaian tersebut menjadi bukti bahwa program kedaulatan pangan nasional mulai menunjukkan hasil konkret. Menurutnya, peningkatan produksi beras nasional mencapai 12,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total produksi diperkirakan menyentuh 34 juta ton hingga akhir tahun.
“Tahun lalu kita impor 4,52 juta ton beras. Tahun ini nol persen impor. Produksi kita tumbuh 12,4 persen,” jelasnya. Rabu (29/10/2025).
Ia juga mengakui bahwa pada awal masa jabatannya, pemerintah masih bergantung pada impor sejumlah komoditas utama seperti jagung, garam, gula, dan kedelai. Namun kini, situasi tersebut mulai berubah seiring peningkatan produksi domestik dan penguatan rantai pasok nasional.
“Kita dulu impor jagung hampir 3 juta ton, garam 2,5 juta ton, gula 5 sampai 6 juta ton, dan kedelai 3 juta ton. Sekarang, kita terus tekan ketergantungan impor itu,” ungkapnya. Rabu (29/10/2025).
Selain meningkatnya produksi, nilai tukar petani (NTP) juga mengalami kenaikan signifikan dari 116 menjadi 124,36, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Bapak Zulkifli menjelaskan bahwa kenaikan NTP ini menandakan tingkat kesejahteraan petani yang semakin membaik, seiring stabilnya harga gabah kering panen (GKP) di kisaran Rp6.500 per kilogram.
“Harga gabah tidak ada yang di bawah Rp6.500. Artinya, petani punya keuntungan lebih. Produksi naik, surplus 4 juta ton, maka petani tambah sejahtera,” jelasnya. Rabu (29/10/2025).
Pemerintah, kata Bapak Zulkifli, terus berupaya menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan nasional melalui koordinasi lintas kementerian. Dalam satu tahun terakhir, Kemenko Pangan telah mengoordinasikan 7 Instruksi Presiden (Inpres), 6 Peraturan Presiden, 3 Keputusan Presiden (Keppres), dan 2 Peraturan Pemerintah (PP) yang berfokus pada kedaulatan pangan, pengendalian harga, serta penguatan ekonomi petani.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Kemenko Pangan berperan sebagai orkestrator kebijakan, memastikan setiap program berjalan harmonis dan berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Kami tidak bekerja sendiri. Semua kementerian dan lembaga bergerak bersama menjaga produksi, distribusi, dan harga pangan agar stabil,” tutupnya. Rabu (29/10/2025).
Dengan capaian surplus beras nasional dan meningkatnya kesejahteraan petani, pemerintah optimistis Indonesia akan mampu mempertahankan swasembada beras hingga tahun-tahun mendatang, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Reporter: Ilvan | Redaksi: Kabasurau.co.id






