Seorang warga, Bapak Uda Rafki Sutan Mudo, mengungkapkan dalam tayangan video di media sosial bahwa akibat jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan, warga terpaksa menandu jenazah guru SDN 20 Lubuk Rasam sejauh 14 kilometer menuju pusat nagari. “Jalan di Surian ini sudah lama rusak, apalagi kalau hujan turun, jalan berubah jadi lumpur. Waktu jenazah guru kami meninggal, kami tidak bisa pakai kendaraan. Akhirnya jenazah harus ditandu, dan itu memakan waktu lebih dari tiga jam,” ujarnya.
Bapak Uda Rafki menambahkan, kondisi jalan yang rusak tidak hanya menghambat aktivitas warga, tetapi juga membahayakan keselamatan, terutama bagi masyarakat yang harus membawa hasil pertanian atau mengantar orang sakit ke pusat nagari. “Kami berharap pemerintah segera memperhatikan kondisi jalan ini. Kalau bisa, gunakan sebagian dana pembangunan yang besar itu untuk memperbaiki jalan di daerah kami,” tambahnya.
Warga Nagari Surian meminta perhatian khusus dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat, termasuk Bupati Solok, Gubernur Sumatera Barat, dan Kementerian Keuangan, agar sebagian dari dana pembangunan sebesar Rp13 triliun dapat dialokasikan untuk memperbaiki akses jalan menuju nagari. Mereka menilai kondisi jalan yang sudah lama rusak membuat mereka merasa seolah terisolasi dari pusat pemerintahan.
“Kami bukan minta jalan mewah, cukup bisa dilalui kendaraan roda empat saja sudah sangat membantu,” ungkap Bapak Uda Rafki. Warga berharap perbaikan jalan segera dilakukan agar akses transportasi menjadi lebih aman, lancar, dan mempermudah berbagai aktivitas masyarakat di Nagari Surian.
Dengan perhatian dan aksi nyata dari pemerintah, masyarakat berharap kondisi jalan yang selama ini menghambat mobilitas dapat segera teratasi, sehingga aktivitas sosial dan ekonomi di Nagari Surian dapat kembali berjalan normal.
Reporter: Ilvan | Redaksi: Kabasurau.co.id