Kabasurau.co.id: Lumajang— Sebanyak 1.131 warga di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kabupaten Lumajang, terpaksa mengungsi setelah erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Rabu (19/11/2025). Gelombang pengungsian terjadi sejak dini hari hingga siang hari, setelah meningkatnya aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Pulau Jawa itu. Warga yang tinggal di lereng gunung segera dievakuasi menuju lokasi pengungsian yang telah disiapkan pemerintah daerah.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Bapak Agus Triyono, menyampaikan perkembangan jumlah pengungsi saat memberikan keterangan kepada wartawan pada Kamis (20/11/2025) di Kantor Pemkab Lumajang. Ia menjelaskan bahwa total warga yang mengungsi mencapai lebih dari seribu orang dan tersebar di 11 titik pengungsian di dua kecamatan.
“Jumlah pengungsi sampai hari ini ada 1.000 orang lebih tersebar di 11 lokasi pengungsian di dua kecamatan,” ujar Bapak Agus Triyono dalam suasana konferensi pers tersebut.
Di Kecamatan Pronojiwo, sebanyak 806 warga kini berada di tujuh lokasi pengungsian yang telah disediakan. Para pengungsi terdiri dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia yang dievakuasi dari zona rawan terdampak abu vulkanik dan potensi aliran lahar. Kondisi pengungsian masih terus dipantau petugas dan relawan untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi.
Sementara itu, di Kecamatan Candipuro, empat lokasi pengungsian menampung sebanyak 325 warga. Mereka merupakan warga dari sejumlah dusun yang terdampak hujan abu dan peningkatan aktivitas vulkanik Semeru. Pemerintah kecamatan bersama relawan lokal terus melakukan pendataan dan pemantauan untuk memastikan tidak ada warga rentan yang tertinggal di area berisiko.
Bapak Agus Triyono menambahkan bahwa jumlah pengungsi berpotensi berubah sewaktu-waktu. Menurutnya, warga sekitar lereng Semeru telah memahami karakter gunung dan biasanya dapat menilai situasi berdasarkan pengalaman mereka.
“Jumlahnya fluktuatif karena warga sudah paham karakteristik Gunung Semeru dan gejala alamnya,” ungkapnya menjelaskan dinamika perpindahan warga. Ia menyebutkan bahwa beberapa warga memilih kembali ke rumah ketika kondisi dianggap cukup aman, sementara sebagian lainnya memilih tetap tinggal di pos pengungsian.
Terkait kebutuhan di lapangan, Bapak Agus Triyono menyampaikan bahwa kebutuhan mendesak saat ini meliputi alas tidur dan selimut. Keduanya diperlukan untuk memastikan kenyamanan para pengungsi selama bermalam di lokasi pengungsian yang masih dalam kondisi darurat.
“Kalau makanan tadi sudah kita cukupi dengan dua dapur umum di dua kecamatan, lainnya alas tidur dan selimut untuk tidur,” ujar Bapak Agus Triyono menegaskan.
Pemerintah Kabupaten Lumajang menegaskan komitmennya untuk terus melakukan pemantauan intensif serta memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi. Upaya mitigasi juga dilakukan bersama instansi terkait untuk mengantisipasi kemungkinan meningkatnya aktivitas Gunung Semeru. Dengan langkah terpadu ini, pemerintah berharap keselamatan warga tetap terjaga hingga situasi kembali kondusif.
Baca Juga