Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads

China Bangun “Dragon Dome”, Tandingan Kubah Emas Amerika untuk Pertahanan Rudal Global

 

Kabasurau.co.id: BEIJING China resmi mengembangkan sistem pertahanan rudal terintegrasi bernama Dragon Dome atau Kubah Naga, sebagai respons terhadap pembangunan Golden Dome oleh Amerika Serikat yang diresmikan Presiden Donald Trump pada Mei 2025. Proyek pertahanan ini digadang menjadi revolusi dalam sistem keamanan nasional China dan penyeimbang ambisi Amerika di ruang angkasa.

Langkah cepat Beijing ini muncul setelah Washington meluncurkan Golden Dome, sebuah perisai rudal senilai 175 miliar dolar AS yang diklaim mampu melindungi Amerika Serikat dari segala bentuk ancaman serangan rudal. Proyek tersebut dirancang mirip dengan Inisiatif Pertahanan Strategis yang digagas mantan Presiden Ronald Reagan, dengan jaringan satelit, radar, pencegat, dan senjata laser lintas lapisan bumi dan luar angkasa.

Namun, di tengah sorotan global terhadap proyek itu, Beijing memperingatkan potensi eskalasi militer di ruang angkasa. Pemerintah China menilai ambisi Washington dapat mengguncang tatanan keamanan internasional dan mendorong militerisasi ruang angkasa. “Obsesi Amerika terhadap dominasi ruang angkasa berisiko membuka kotak Pandora dan menjadikan ruang angkasa sebagai arena konfrontasi baru,” ujar Bapak Ladislav Zemanek, Peneliti Non-Residen di China-CEE Institute dan pakar di Valdai Discussion Club, dalam wawancara yang dilansir RT, Rabu (12/11/2025).

Sistem Pertahanan Revolusioner

Sistem Dragon Dome berpusat pada platform data besar deteksi peringatan dini terdistribusi yang diklaim mampu melacak hingga 1.000 peluncuran rudal secara waktu nyata di seluruh dunia. “Sistem ini menggabungkan data dari sensor ruang angkasa, udara, laut, dan darat menggunakan algoritma canggih untuk membedakan hulu ledak dari umpan,” jelas Bapak Zemanek.

Keunggulan sistem ini terletak pada kemampuannya mengintegrasikan berbagai data dari sumber berbeda—termasuk radar dan satelit lama—tanpa harus membangun infrastruktur baru. Pendekatan ini disebut hemat biaya, tangguh, dan adaptif terhadap perubahan teknologi. “Inovasi ini menciptakan kesadaran situasional global yang terpadu. Dengan satu lapisan komando yang konsolidatif, militer China dapat merespons ancaman rudal dengan lebih cepat dan efektif,” imbuh Bapak Zemanek.

Berbeda dengan Golden Dome yang masih dalam tahap konsep, Dragon Dome telah hadir dalam bentuk prototipe fungsional. Beijing menunjukkan pendekatan praktis, menandakan keseriusan China dalam memperkuat pertahanannya dengan sistem yang efisien dan siap dioperasikan.

Dikembangkan di Dalam Negeri

Proyek Dragon Dome dikembangkan oleh Institut Penelitian Teknologi Elektronika Nanjing, lembaga riset pertahanan terkemuka di China yang tetap beroperasi di tengah tekanan sanksi Amerika. Para peneliti menegaskan bahwa sistem ini masih dalam tahap pengujian, namun kemajuannya sudah menunjukkan kesiapan menuju operasional penuh.

“Potensi integrasi sistem ini dengan rudal pencegat menjadi langkah penting berikutnya. Dalam parade militer September lalu di Beijing, China memamerkan HQ-29, rudal anti-balistik yang mampu mencegat rudal musuh di luar atmosfer,” kata Bapak Zemanek.

Pengembangan sistem ini mencerminkan strategi jangka panjang Beijing yang berorientasi pada kemandirian teknologi dan keamanan nasional. Meskipun dihadapkan pada tekanan geopolitik, China menegaskan bahwa sistem pertahanan ini murni bersifat defensif dan bertujuan menjaga stabilitas kawasan.

Menjaga Stabilitas Strategis Global

Menurut para analis, Dragon Dome bukan hanya simbol kekuatan militer, tetapi juga representasi filosofi keamanan baru yang menekankan keseimbangan dan tanggung jawab global. Sistem ini bertujuan memperkuat kedaulatan nasional tanpa mengancam negara lain.

“Dengan mengintegrasikan berbagai sensor dan sistem tanpa membangun infrastruktur baru, China menunjukkan pendekatan yang hemat biaya dan berorientasi pada keberlanjutan,” ujar Bapak Zemanek. Ia menegaskan bahwa strategi Beijing berfokus pada keamanan melalui informasi dan presisi, bukan melalui dominasi militer.

Beijing juga secara konsisten menyuarakan pentingnya menjaga ruang angkasa sebagai wilayah damai. Pemerintah China mendorong tata kelola multilateral, transparansi, dan tanggung jawab bersama dalam pemanfaatan luar angkasa.

Menuju Model Keamanan Kooperatif

Jika terealisasi sepenuhnya, sistem Dragon Dome berpotensi menjadi sistem pertahanan rudal terintegrasi pertama di dunia yang berorientasi pada kerja sama internasional. Platform ini dapat menjadi dasar bagi mekanisme peringatan dini bersama antarnegara, sehingga mengurangi risiko salah tafsir dan eskalasi konflik yang tidak disengaja.

“Amerika Serikat dan China kini berada di ambang era strategis baru,” tutur Bapak Zemanek. “Kubah Emas Washington menjanjikan kekebalan, namun berisiko memicu perlombaan senjata baru. Sebaliknya, sistem Beijing menawarkan visi kekuatan yang lebih bertanggung jawab dan inovatif.”

Melalui Dragon Dome, China mengirim pesan bahwa kekuatan sejati bukan hanya tentang persenjataan, melainkan tentang kebijaksanaan dalam menjaga perdamaian global melalui teknologi yang adaptif dan strategi yang berimbang.

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Below Post Ad

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram Surau TV, Klik : WA Grup & Telegram Channel
Copyright © 2025 - Kabasurau.co.id | All Right Reserved