Peristiwa kebakaran ini pertama kali diketahui warga yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah. Warga kemudian langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak pemadam kebakaran. Beberapa saksi menyebut api terlihat cepat membesar karena sebagian bangunan sekolah berbahan kayu dan perabotan mudah terbakar.
Kepala Seksi Operasional Pemadam Kebakaran Kabupaten Solok, Bapak Zulhelmi Bosy, membenarkan kejadian tersebut. Saat ditemui setelah proses pemadaman pada Selasa dini hari, beliau menjelaskan bahwa laporan pertama diterima sekitar pukul 01.09 WIB. “Kami menerima laporan dari warga bahwa ada kebakaran di SMA N 1 Singkarak dan kami langsung menuju lokasi untuk memadamkan api,” ujar Bapak Zulhelmi.
Beliau menambahkan bahwa sedikitnya delapan ruangan sekolah terbakar dalam insiden tersebut. Hingga saat ini, pihak sekolah dan pemerintah daerah masih melakukan penghitungan kerugian yang ditimbulkan. “Akibatnya delapan ruangan terbakar. Untuk kerugian masih dikalkulasikan pihak terkait,” kata Bapak Zulhelmi.
Dalam proses pemadaman, beberapa unit pemadam dikerahkan dari berbagai pos untuk mempercepat penanganan. Unit pemadam berasal dari Pos Damkar Sumani, Pos Damkar Koto Baru, Pos Damkar Arosuka, serta satu unit bantuan dari Damkar Kota Solok. Seluruh tim bekerja bersama untuk memadamkan api agar tidak merembet ke bangunan lainnya.
Menurut Bapak Zulhelmi, butuh waktu sekitar tiga jam hingga api benar-benar berhasil dipadamkan. Beliau menyampaikan bahwa proses penanganan berlangsung hingga pukul 04.10 WIB. “Setelah berjibaku memadamkan api, akhirnya selesai penanganan jam 04.10 WIB. Dan dibantu juga oleh Damkar Kota Solok,” ungkapnya.
Sementara itu, penyebab kebakaran masih belum dapat dipastikan. Pihak berwajib masih berada di lokasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengetahui sumber api dan penyebab terjadinya kebakaran. “Penyebab belum diketahui, saat ini masih diselidiki,” tutup Bapak Zulhelmi.
Kebakaran yang menimpa SMA N 1 Singkarak menjadi duka bagi dunia pendidikan setempat dan menghadirkan pekerjaan besar untuk pemulihan sarana belajar mengajar. Diharapkan penyelidikan berjalan lancar dan langkah preventif dapat diperkuat agar kejadian serupa tidak kembali terulang.






