Chief Operating Officer (COO) Danantara, Bapak Dony Oskaria, menyampaikan keterangan di kantor Garuda Indonesia, Cengkareng, Tangerang, pada Kamis (13/11). Beliau menjelaskan bahwa sebagian besar pesawat yang sebelumnya dalam kondisi grounding kini mulai menjalani perbaikan di fasilitas pemeliharaan. Menurutnya, proses pemulihan armada menjadi prioritas utama agar Garuda dapat kembali meningkatkan kapasitas layanan.
Dalam kesempatan yang sama, Bapak Dony menegaskan bahwa suntikan modal tersebut merupakan bagian dari agenda transformasi yang diharapkan mulai menunjukkan hasil pada tahun depan. Beliau menyebut bahwa Garuda menargetkan kondisi keuangan yang lebih positif pada kuartal ketiga 2026. Menurutnya, transformasi menyeluruh diperlukan untuk memperbaiki fundamental bisnis perusahaan.
Terkait penurunan jumlah penyertaan modal dari rencana awal Rp30,72 triliun menjadi Rp23,6 triliun, Bapak Dony menjelaskan bahwa angka tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan aktual perusahaan. Beliau menuturkan bahwa Danantara memberikan dukungan berdasarkan perhitungan yang matang dan realistis. Menurutnya, penyesuaian nilai investasi adalah bagian dari strategi penguatan yang lebih efektif.
Lebih lanjut, Bapak Dony menegaskan bahwa dukungan modal kepada Garuda tidak semata-mata dilihat dari besaran dana, namun dari keseluruhan proses transformasi bisnis. Ia menyebut bahwa konsolidasi internal dan strategi pemulihan menyeluruh menjadi fokus dalam upaya membangkitkan performa perusahaan. Beliau menambahkan bahwa transformasi ini mencakup turn around bisnis dan efisiensi operasional.
Sebelumnya, para pemegang saham Garuda Indonesia telah menyetujui penyertaan modal tersebut melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Dana terdiri dari setoran tunai sebesar Rp17,02 triliun dan konversi utang pemegang saham sebesar Rp6,65 triliun. Keputusan ini diperoleh dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (12/11/2025).
Direktur Utama Garuda Indonesia, Bapak Glenny Kairupan, menyampaikan bahwa penyertaan modal dari Danantara akan memperkuat struktur permodalan perusahaan. Dalam keterangannya setelah RUPSLB, beliau menjelaskan bahwa dana tersebut akan meningkatkan kapasitas operasional dan mempercepat agenda transformasi Garuda Indonesia Group, termasuk Citilink. Ia menilai bahwa dukungan modal ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat daya saing maskapai.
Dari total dana Rp23,67 triliun, sekitar Rp8,7 triliun dialokasikan untuk modal kerja Garuda Indonesia, terutama untuk pemeliharaan dan perawatan pesawat. Sementara Rp14,9 triliun ditujukan bagi operasional Citilink, termasuk penyediaan modal kerja dan pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar ke Pertamina. Pembagian alokasi ini disebut sebagai langkah untuk memperkuat dua lini bisnis sekaligus.
Sebagai bagian dari implementasi PMTHMETD, Garuda Indonesia menerbitkan 315,61 miliar lembar saham Seri D dengan harga pelaksanaan Rp75 per saham. Penerbitan saham tersebut menjadi tahap teknis final dari proses penyertaan modal yang telah disetujui dalam RUPSLB. Dengan penambahan modal ini, Garuda Indonesia menargetkan percepatan pemulihan dan peningkatan daya operasional.
Pemerintah dan pemegang saham berharap penyertaan modal ini dapat mengembalikan stabilitas keuangan Garuda Indonesia dalam waktu dekat. Transformasi yang dijalankan diharapkan mampu memperkuat struktur bisnis, meningkatkan keandalan armada, serta memperluas peluang pertumbuhan. Perusahaan menegaskan komitmen untuk menjalankan proses pemulihan secara disiplin dan terukur.






