Kapolres Bogor, Bapak AKBP Wikha Ardilestanto, menjelaskan bahwa kedua tersangka, berinisial RS dan AH, tidak dapat melanjutkan pelarian karena kondisi mobil yang tidak bisa berjalan. Ia menyampaikan hal tersebut dalam keterangan resmi pada Kamis (13/11/2025) di Mapolres Bogor. Menurutnya, situasi mogoknya mobil menjadi titik awal pelacakan polisi.
“Mobil yang mampu diambil alih dari korban itu mogok di dekat Gerbang Tol Sentul Utara,” ujar Bapak Wikha dalam konferensi pers yang berlangsung pada siang hari. Ia menegaskan bahwa upaya kabur kedua tersangka sempat terhambat oleh kerusakan teknis kendaraan. Kondisi itu dimanfaatkan petugas untuk menelusuri jejak pelaku.
Setelah mobil mogok, kedua tersangka memutuskan memanggil layanan towing guna membawa kendaraan tersebut ke salah satu bengkel di Citeureup. Keputusan itu diambil untuk menghindari perhatian publik di lokasi mogoknya mobil. Namun langkah tersebut justru mempermudah polisi mengidentifikasi kendaraan dan menghubungkannya dengan korban.
“Kedua pelaku ini memanggil mobil towing dan membawa ke salah satu bengkel yang ada di Citeureup. Alhamdulillah mobilnya pun sudah ditemukan,” tutur Bapak Wikha dalam penjelasannya. Ia menyebut mobil tersebut kini telah diamankan sebagai barang bukti penting dalam penyidikan. Pemeriksaan nomor seri dan identitas kendaraan memastikan mobil itu milik korban.
Setelah menyimpan mobil di bengkel, kedua tersangka melanjutkan pelarian menuju wilayah Ciamis. Pelarian itu dilakukan untuk menghindari pengejaran aparat kepolisian yang telah mengantongi identitas awal mereka. Namun upaya kabur tersebut tidak berlangsung lama.
“Setelah menaruh mobilnya di bengkel tersebut, kedua pelaku melarikan diri ke Ciamis sampai akhirnya dapat tertangkap,” jelas Bapak Wikha. Ia memastikan penangkapan berlangsung tanpa perlawanan berarti. Kedua tersangka ditangkap pada Rabu (12/11/2025) saat berada di wilayah Ciamis.
Sementara itu, jenazah korban ditemukan warga di Tol Jagorawi pada Senin (10/11/2025) sore. Penemuan mayat tersebut segera dilaporkan kepada pihak berwenang untuk ditindaklanjuti. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati guna keperluan identifikasi dan pemeriksaan lebih lanjut.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, motif kedua tersangka melakukan aksi perampokan adalah karena desakan ekonomi. Mereka telah merencanakan aksi dengan sasaran sopir taksi online. Informasi itu diperoleh dari pengakuan tersangka setelah ditangkap dan menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik.
“Dari keterangan sementara pelaku diperoleh bahwa tersangka inisial RS dan AH. RS mengajak AH untuk merampok sopir taksi online. Jadi memang sudah ada niatan awal. Kemudian dari pendalaman karena desakan ekonomi,” pungkas Bapak Wikha ketika menyampaikan hasil pemeriksaan awal.
Kasus ini kini masih dalam proses penyidikan lebih lanjut oleh kepolisian. Aparat memastikan seluruh rangkaian peristiwa akan dituntaskan sesuai prosedur hukum yang berlaku. Dengan tertangkapnya para tersangka, diharapkan proses penegakan keadilan terhadap korban dapat berjalan tuntas dan memberikan kepastian hukum bagi keluarga yang ditinggalkan.
