Kabasurau.co.id: London – Perdana Menteri Inggris Bapak Keir Starmer dikabarkan tengah berada dalam tekanan serius setelah muncul rumor kuat mengenai upaya kudeta internal yang dilakukan tokoh-tokoh senior Partai Buruh. Sumber-sumber di media Inggris melaporkan bahwa kantor perdana menteri di Downing Street kini berada dalam “mode bunker penuh” untuk mengantisipasi kemungkinan penggulingan. Situasi ini mencerminkan dinamika politik yang semakin tidak stabil menjelang pengumuman anggaran pemerintah.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa sejumlah anggota parlemen Partai Buruh meyakini Menteri Kesehatan Bapak Wes Streeting tengah mempersiapkan langkah untuk menggulingkan Starmer. Menurut laporan tersebut, upaya ini diduga didukung sekitar 50 tokoh senior Partai Buruh dan berpotensi dilakukan setelah pengumuman anggaran bulan ini atau seusai pemilihan daerah pada Mei mendatang. Pergerakan ini dinilai sebagai gejolak besar pertama dalam tubuh Partai Buruh sejak Starmer memimpin pemerintahan.
Rumor kudeta internal ini turut mencuat dalam sesi parlemen pada Rabu (12/11/2025). Dalam forum resmi tersebut, pemimpin Partai Konservatif Ibuk Kemi Badenoch menuding Starmer telah kehilangan pengaruhnya di pemerintahan. “Starmer kehilangan kendali atas No 10. Pemerintahannya telah berubah menjadi perang saudara,” ujar Ibuk Badenoch dalam suasana debat yang berlangsung tegang pada siang hari.
Menanggapi tudingan keras tersebut, Bapak Starmer membantah adanya perpecahan dalam pemerintahannya. Ia menegaskan bahwa dirinya masih memimpin “tim yang bersatu” dan bahwa seluruh stafnya “sepenuhnya fokus bekerja untuk negara.” Pernyataan ini disampaikan dalam suasana parlemen yang masih memanas, sekaligus menunjukkan upaya Starmer meredakan spekulasi mengenai ketidakstabilan politik internal.
Di sisi lain, ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Bapak Starmer semakin berkembang di dalam partai. Penanganan ekonomi yang dinilai belum optimal serta penurunan tingkat persetujuan publik menjadi faktor pendorong ketegangan politik. Sejumlah jajak pendapat menyebut Starmer sebagai salah satu perdana menteri dengan tingkat popularitas paling rendah dalam sejarah politik modern Inggris. Kondisi ini memperkuat opini bahwa Partai Buruh membutuhkan figur yang lebih kuat untuk mempertahankan kendali pemerintahan.
Selama beberapa bulan terakhir, Partai Buruh berada di bawah tekanan elektoral setelah tertinggal dari partai oposisi sayap kanan Reform UK yang dipimpin Nigel Farage. Kemunduran ini semakin diperburuk oleh kemarahan publik menjelang pengumuman anggaran pemerintah, yang diproyeksikan membawa kebijakan-kebijakan tidak populer. Situasi tersebut membuat posisi Starmer makin rentan di hadapan partainya sendiri.
Sejarah politik Inggris menunjukkan bahwa pergantian perdana menteri akibat tekanan internal bukanlah hal baru. Sebelumnya, sejumlah pemimpin seperti Margaret Thatcher, Boris Johnson, dan Liz Truss pernah digulingkan oleh partai mereka sendiri melalui mekanisme pemberontakan atau tantangan kepemimpinan. Kondisi ini menandakan bahwa jabatan perdana menteri sangat bergantung pada stabilitas dukungan internal partai.
Rumor kudeta yang terus berkembang ini memicu kekhawatiran bahwa pemerintahan Inggris akan memasuki fase ketidakpastian politik baru. Para pengamat menilai bahwa langkah-langkah selanjutnya dari Partai Buruh akan menentukan arah pemerintahan Inggris dalam beberapa bulan ke depan. Pemerintah diharapkan dapat menjaga stabilitas politik untuk memastikan kelangsungan kebijakan dan pelayanan publik tetap terjaga.



