Kabidpenum Puspen TNI, Bapak Kolonel Laut (P) Agung Saptoadi, menyampaikan bahwa kondisi masyarakat khususnya di wilayah Pronojiwo masih memerlukan perhatian intensif. Sementara itu, aktivitas warga di Kecamatan Candipuro telah kembali berjalan normal. Situasi cuaca yang masih tidak stabil menjadi perhatian bagi petugas di lapangan untuk mengantisipasi potensi bahaya susulan.
Selain warga terdampak, tercatat tiga orang mengalami luka bakar akibat paparan awan panas Semeru. Ketiganya saat ini menjalani perawatan intensif di RSUD Lumajang dan Pasuruan. Petugas kesehatan serta pihak rumah sakit terus memantau kondisi pasien dan memastikan penanganan berjalan optimal sesuai standar medis. Upaya evakuasi dan penanganan medis dilakukan secara terkoordinasi bersama pihak terkait.
Tim Aju Setiap Saat Siap Bergerak (S3B) Divisi Infanteri 2/Kostrad bersama personel Koramil 0821-14/Pronojiwo turut melaksanakan asesmen menyeluruh di lokasi terdampak. Proses peninjauan dilakukan sejak pagi hingga malam hari untuk memastikan tingkat risiko dan aktivitas warga yang dinilai aman maupun berbahaya. Wilayah terdampak erupsi juga masih menghadapi ancaman banjir lahar dingin akibat intensitas hujan yang meningkat.
Bapak Kolonel Agung menyampaikan bahwa kondisi masyarakat secara umum tetap kondusif, namun kewaspadaan tetap ditingkatkan. Cuaca mendung dan tingkat curah hujan yang tinggi masih berpotensi memicu bahaya lanjutan di sekitar kawasan terdampak Semeru. Petugas terus memberikan imbauan agar masyarakat tidak kembali ke zona rawan sebelum dinyatakan aman.
Kerusakan fasilitas dan infrastruktur juga masih dalam penanganan. Dari hasil peninjauan di lapangan, tercatat 22 rumah warga mengalami kerusakan berat, satu gedung sekolah terdampak, serta satu gardu listrik rusak akibat material vulkanik. Dampak juga dirasakan pada lahan pertanian dan peternakan warga, sehingga mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat lokal.
Untuk memperkuat upaya kemanusiaan, personel Divif 2 Kostrad mendirikan tenda peleton, dapur lapangan, dan area logistik di lokasi. Evakuasi warga dilakukan secara bertahap dan berjalan terkoordinasi dengan dukungan Babinsa setempat. Penyekatan di zona rawan juga dilakukan sebagai langkah preventif agar masyarakat tidak memasuki wilayah berisiko tinggi.
Pos Komando utama ditempatkan di depan Balai Desa Supiturang sebagai pusat kendali operasi penanganan bencana. Selain itu, pos siaga didirikan di Dusun Gemuk Mas dan Dusun Sumbersari untuk mempercepat respons apabila terjadi kondisi darurat. Kehadiran prajurit TNI di seluruh titik koordinasi diharapkan mampu memberikan rasa aman bagi warga.
Bapak Kolonel Agung menegaskan bahwa TNI akan terus memperkuat kesiapan operasi kemanusiaan hingga situasi dinyatakan aman sepenuhnya. Komitmen tersebut sejalan dengan peran TNI sebagai bagian dari sistem pertahanan negara yang juga bertugas membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana alam. Ia menambahkan bahwa dukungan lintas lembaga sangat dibutuhkan dalam percepatan pemulihan.
Hingga berita ini diterbitkan, penanganan darurat masih terus dilakukan dan seluruh personel di lapangan tetap bersiaga penuh. Pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap mematuhi arahan petugas untuk menjaga keselamatan diri dan keluarga. Upaya pemulihan dan penanganan lanjutan akan terus dilakukan hingga kondisi kawasan terdampak kembali stabil.






