Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Padang, Bapak Kompol dr. Harry Andromeda, menyampaikan bahwa proses identifikasi telah memasuki hari kedelapan sejak gelombang jenazah pertama masuk. Ia menjelaskan bahwa tim sempat menghadapi hambatan berupa keterbatasan fasilitas pendingin jenazah. Hambatan tersebut akhirnya dapat teratasi setelah adanya bantuan dari berbagai lembaga dan instansi terkait.
“Alhamdulillah, kami dibantu teman-teman INAFIS, DVI Mabes Polri, serta seluruh stakeholder di Kota Padang. Identifikasi bisa kami lakukan terhadap semua jenazah yang dikirim dari rumah sakit jajaran yang tidak bisa diidentifikasi, kemudian dibawa ke kami,” ujar Bapak Harry Andromeda saat diwawancarai di sela kegiatan identifikasi jenazah pada Kamis siang.
Dari total 61 jenazah yang diterima, sebanyak 35 korban telah berhasil diidentifikasi melalui metode visual, medis, dan dukungan data antemortem. Namun, masih terdapat 26 jenazah yang belum dapat dikenali karena kondisi fisik yang rusak. Menurutnya, tantangan terbesar muncul karena sebagian besar korban merupakan anak-anak yang datang dalam keadaan membusuk setelah melewati hari kelima atau keenam pascabencana.
“Masalah utamanya karena korban anak-anak. Tiga perempat dari jenazah yang belum teridentifikasi adalah anak-anak. Mereka datang dalam kondisi membusuk pada hari kelima atau keenam. Banyak juga kasus satu keluarga hilang atau meninggal, sehingga ketika diumumkan, tidak ada keluarga yang melapor ke posko antemortem,” jelas Bapak Harry Andromeda.
Sebagai langkah terakhir untuk mempercepat proses identifikasi, pihak rumah sakit kini melakukan pengambilan sampel DNA pada jenazah yang tidak dapat dikenali secara visual maupun teknis medis lainnya. Proses ini dilakukan secara bertahap untuk memastikan kecocokan dengan DNA keluarga korban.
“Kami sudah mengambil sampel DNA dari jenazah yang tidak bisa diidentifikasi. Nantinya, sampel tersebut akan dicocokkan dengan DNA keluarga yang diduga memiliki hubungan dengan para korban,” terang Bapak Harry Andromeda menegaskan.
Pihak Rumah Sakit Bhayangkara Padang mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera melapor ke posko antemortem yang telah disiapkan. Kehadiran data keluarga sangat krusial dalam mempercepat penyelesaian proses DVI yang masih terus berlangsung.
Sebagai penutup, pihak rumah sakit menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan seluruh proses identifikasi hingga tuntas demi memberikan kepastian kepada keluarga korban serta memastikan para jenazah dapat dimakamkan dengan layak.






