Kabasurau.co.id: Padang– Upaya identifikasi korban bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera Barat terus dilakukan tanpa henti oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar. Hingga Senin sore, jumlah korban meninggal dunia yang tercatat mencapai 234 orang. Dari angka tersebut, sebanyak 204 jenazah berhasil diidentifikasi, sementara 30 lainnya masih dalam proses penanganan lebih lanjut.
Plt. Kabiddokkes Polda Sumbar, Bapak AKBP dr. Faisal, menjelaskan perkembangan terkini proses identifikasi dalam keterangan persnya pada Senin siang. Ia menyampaikan bahwa 103 korban teridentifikasi berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 101 korban perempuan. “Dari 234 korban meninggal, sebanyak 204 telah teridentifikasi. Sementara 30 korban yang belum teridentifikasi terdiri dari 14 laki-laki, 12 perempuan, dan 4 potongan tubuh,” ujar Bapak dr. Faisal saat memberikan penjelasan resmi.
Proses identifikasi dilakukan melalui sejumlah Posko DVI yang tersebar di berbagai daerah terdampak. Penanganan jenazah terpusat di Posko Agam, RS Bhayangkara TK. III Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, Polresta Padang, RSUD Rasidin, Pasaman, dan Kota Solok. Saat ini terdapat 24 jenazah yang masih berada di RS Bhayangkara, sementara 6 jenazah lainnya ditangani di RSUD Agam. Petugas terus melakukan identifikasi secara cermat untuk memastikan setiap korban dapat dikenali dan diserahkan kepada keluarga.
Selain korban meninggal, jumlah warga yang masih dilaporkan hilang mencapai 95 orang. Dari jumlah tersebut, 48 orang adalah laki-laki dan 47 lainnya perempuan. Bapak dr. Faisal menegaskan bahwa Tim DVI berkomitmen menyelesaikan proses identifikasi seluruh jenazah dan potongan tubuh yang tersisa. “DVI akan terus bekerja keras menyelesaikan proses identifikasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pencarian korban hilang,” tegasnya di sela-sela proses pemeriksaan laporan antemortem.
Sejumlah korban luka juga masih menjalani perawatan intensif di berbagai rumah sakit di Sumatera Barat. Berdasarkan data resmi, RSUD Agam menangani 17 pasien, terdiri dari 6 laki-laki dan 11 perempuan. Dua korban luka dirawat di RSUD Rasidin Padang, sementara satu pasien lainnya menjalani perawatan di RSUD Padang Panjang. Seluruh tenaga medis bekerja untuk memastikan kondisi korban dapat pulih dengan cepat.
Dari sisi teknis, proses identifikasi jenazah menghadapi tantangan serius di lapangan. Kabid DVI Pusdokkes Polri, Ibuk Kombes Pol dr. Wahyu Idayati, menjelaskan bahwa tim tidak hanya mengandalkan pemeriksaan DNA, melainkan juga mengumpulkan data antemortem dari keluarga. “Kami masih berjuang mengumpulkan data antemortem dari keluarga. Kemarin kami menemukan jenazah dengan keloid atau bekas luka di telapak kaki—itu sangat membantu,” ungkap Ibuk dr. Wahyu dalam wawancara pada Senin pagi.
Ia menambahkan bahwa pengiriman sampel DNA telah dilakukan sebanyak tiga kali, termasuk lima sampel jenazah dan sebelas sampel keluarga yang dikirim pada Senin pagi. Barang-barang pribadi yang ditemukan pada jenazah, seperti anting, gelang, kalung, dan pakaian, juga dicocokkan untuk mendukung proses identifikasi. “Kami kemarin juga sebarkan informasi tentang anting, gelang, kalung, dan pakaian kepada keluarga. Mudah-mudahan ada kecocokan,” tutupnya optimistis.
Sementara itu, pelayanan kesehatan bagi pengungsi terus diperkuat oleh tenaga medis dari berbagai daerah, termasuk Polda Riau, Lampung, Bengkulu, serta Pusdokkes Polri. Seluruh tenaga kesehatan memastikan kebutuhan medis para penyintas terpenuhi, terutama yang mengalami trauma fisik maupun psikologis akibat bencana.
Dengan kerja keras seluruh pihak, proses pencarian dan identifikasi korban diharapkan segera mencapai hasil maksimal. Pemerintah dan seluruh tim penyelamat berkomitmen memastikan setiap korban mendapatkan penanganan yang layak serta memberikan kepastian bagi keluarga yang hingga kini masih menunggu kabar anggota keluarga mereka.
Reporter: Ilvan | Redaksi: Kabasurau.co.id




