Banjir melanda sejumlah wilayah di Vietnam bagian selatan dan tengah. Kota wisata pesisir Nha Trang yang biasanya ramai turis berubah menjadi wilayah yang sebagian besar terendam air. Sejumlah fasilitas umum, tempat usaha, dan akses jalan utama tidak dapat digunakan. Warga setempat dan wisatawan dievakuasi menggunakan perahu dan kendaraan taktis.
Wilayah dataran tinggi Da Lat juga terdampak parah. Longsor terjadi di beberapa titik dan menelan korban jiwa. Jalur transportasi menuju kawasan wisata tersebut masih tertutup akibat material longsor yang memenuhi badan jalan. Kondisi ini menghambat mobilisasi bantuan dan evakuasi.
Kementerian Lingkungan Hidup Vietnam dalam pernyataan resminya, Sabtu siang, mengonfirmasi bahwa enam provinsi masuk dalam kategori area terdampak berat. Provinsi Dak Lak menjadi wilayah paling parah dengan lebih dari dua lusin korban jiwa. Tim penyelamat masih mengevakuasi warga dari atap rumah dan pucuk pohon setelah air mulai perlahan surut.
Di sisi lain, kondisi infrastruktur Vietnam masih lumpuh. Sekitar 300.000 orang masih mengalami pemadaman listrik akibat kerusakan jaringan. Sebelumnya, lebih dari satu juta pelanggan sempat kehilangan akses listrik. Pemerintah menyatakan kebutuhan mendesak saat ini meliputi logistik darurat, evakuasi lanjutan, serta pemulihan jaringan listrik dan transportasi.
Catatan resmi pemerintah menunjukkan bahwa sejak Januari hingga Oktober 2025, total 279 orang meninggal atau hilang akibat bencana alam di Vietnam dengan kerugian mencapai lebih dari 2 miliar dolar AS. Angka ini diperkirakan meningkat seiring evaluasi kerusakan pascabencana saat ini.
Sebagai negara yang berada pada jalur monson tropis, Vietnam terbiasa menghadapi curah hujan tinggi setiap tahun antara Juni dan September. Namun para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim sedang memperburuk skala dan intensitas cuaca ekstrem. Kondisi ini menjadikan banjir dan longsor lebih mematikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pemerintah Vietnam menyatakan proses penanganan darurat akan terus berlangsung hingga seluruh wilayah dinyatakan aman dan akses logistik pulih kembali. Upaya pencarian korban hilang masih dilakukan dengan dukungan relawan, militer, dan otoritas setempat.






