Dalam keterangannya, Bapak Haryo menegaskan bahwa program pemagangan dirancang untuk menjembatani transisi lulusan perguruan tinggi menuju dunia kerja. Pemerintah, katanya, ingin memastikan agar para lulusan baru dapat memperoleh pengalaman kerja nyata dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.
“Pemerintah berharap, peserta magang tidak hanya mendapatkan keterampilan kerja serta pengalaman kerja, namun lebih jauh juga diajarkan tentang disiplin kerja dan perubahan budaya dari dunia belajar ke dunia bekerja,” ujar Bapak Haryo.
Berdasarkan informasi dari situs resmi Maganghub Kemnaker, rangkaian pelaksanaan program Batch 2 dimulai dengan pendaftaran perusahaan dan usulan program pemagangan pada 24 Oktober–5 November 2025. Setelah itu, pendaftaran peserta berlangsung pada 6–12 November 2025, disusul proses seleksi dan pengumuman pada 12–20 November 2025. Program pemagangan dijadwalkan berjalan mulai 24 November 2025 hingga 23 Mei 2026.
Selama mengikuti program, peserta magang akan menerima uang saku setara Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang disalurkan tanpa potongan, serta mendapatkan perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Program ini dapat diikuti melalui perusahaan, instansi pemerintah, ataupun lembaga negara independen yang memenuhi syarat sebagai penyelenggara magang. Hingga 31 Oktober 2025, tercatat sebanyak 1.942 perusahaan dan instansi telah terdaftar dalam sistem Maganghub sebagai mitra penyelenggara.
Melalui mekanisme ini, perusahaan tidak hanya berperan sebagai tempat praktik kerja, tetapi juga sebagai lembaga pembinaan calon tenaga kerja agar siap terjun ke lapangan sesuai kebutuhan industri.
“Sebagai bagian dari program Paket Ekonomi yang diluncurkan Pemerintah, program ini termasuk salah satu program yang responsnya sangat baik sehingga mudah-mudahan ini juga nantinya dapat menghasilkan impact yang signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja dan sekaligus turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Bapak Haryo.
Program Pemagangan Nasional Batch 2 diharapkan menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan, sekaligus memperkuat peran pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di era persaingan global.
Reporter: Ilvan | Redaksi: Kabasurau.co.id
