Di hadapan civitas akademika ITS, Bapak SBY bercerita bahwa sebelum acara dimulai, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS, Bapak Mohammad Nuh, dan Rektor ITS, Bapak Bambang Pramujati, sempat menanyakan apakah dirinya akan menggunakan salindia (PowerPoint) dalam presentasinya. Menanggapi hal tersebut, Bapak SBY mengaku bahwa dirinya sudah lama tidak menggunakan PowerPoint karena kini lebih fokus pada kegiatan kesenian.
“Bapak Nuh dan Bapak Rektor sempat tanya, ‘Pak SBY, nanti Bapak pakai PowerPoint tidak?’ Saya bilang, ‘Wah, saya sudah lama tidak pakai PowerPoint. Saya ini sekarang seniman,’” ujar Bapak SBY sambil tersenyum di tengah tepuk tangan para peserta orasi ilmiah.
Bapak SBY menjelaskan bahwa saat ini dirinya lebih banyak menghabiskan waktu untuk melukis, bermain musik, menulis puisi dan novel, serta membina kegiatan olahraga. Menurutnya, dunia seni memberikan ruang yang lebih luas untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara bebas tanpa tekanan.
“Dunia saya sekarang adalah melukis, bermain musik, membuat puisi, dan mempersiapkan novel. Sambil membina olahraga,” ungkap Bapak SBY dengan nada tenang.
Lebih lanjut, Bapak SBY mengatakan bahwa kehidupannya sebagai seniman membuat dirinya merasa lebih merdeka dalam berbicara dan berkarya. Ia mengaku tidak lagi terikat oleh aturan dan protokoler yang selama ini membatasi kebebasan dalam mengekspresikan diri.
“Saya lebih merdeka sekarang berbicara karena tidak lagi diikat oleh protokoler tatanan yang kadang-kadang membikin seseorang terbelenggu,” tutur Bapak SBY dalam suasana hangat dan santai.
Sejak mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden pada tahun 2014, Bapak SBY memang diketahui aktif dalam dunia seni rupa. Ia telah melukis selama beberapa tahun terakhir dan beberapa kali menggelar pameran seni yang menampilkan hasil karyanya.
“I am free now as an artist, sebagai seniman. Jadi, Bapak Rektor, saya tidak akan menyampaikan orasi ini secara terlalu akademis. Biarkan ini seperti percakapan, biar mengalir begitu saja yang penting ada dialog antara kita,” pungkas Bapak SBY di akhir orasinya.
Sebagai tambahan, Bapak SBY baru saja menerima Penghargaan 10 November dari ITS pada kesempatan yang sama. Penghargaan tersebut diberikan atas kontribusinya yang besar terhadap kemajuan bangsa Indonesia, khususnya di bidang pendidikan dan pembangunan karakter.
Sebelumnya, ITS juga pernah memberikan penghargaan serupa kepada sejumlah tokoh bangsa, antara lain Bapak B.J. Habibie, Bapak Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Bapak Emil Salim, dan Presiden RI Bapak Prabowo Subianto. Penghargaan ini menjadi bentuk penghormatan ITS terhadap sosok-sosok inspiratif yang telah berperan penting dalam kemajuan Indonesia.
Reporter: Ilvan | Redaksi: Kabasurau.co.id
