Kabasurau.co.id: JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Bapak Pratikno, memastikan seluruh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang sebelumnya terdampak bencana banjir dan longsor kini telah kembali beroperasi. Kepastian tersebut disampaikan pemerintah sebagai bagian dari upaya pemulihan layanan dasar, khususnya sektor kesehatan, bagi masyarakat terdampak. Meski demikian, pemerintah mengakui masih terdapat sejumlah fasilitas yang belum beroperasi secara penuh. Senin (29/12/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Bapak Pratikno dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Senin (29/12/2025). Ia menyebutkan bahwa seluruh RSUD yang sebelumnya mengalami kerusakan dan gangguan layanan kini sudah kembali melayani masyarakat. “Seluruh RSUD kini telah beroperasi, meski masih ada sebagian yang belum melayani secara penuh,” kata Bapak Pratikno dalam suasana konferensi pers tersebut.
Lebih lanjut, Bapak Pratikno menjelaskan bahwa pemerintah terus memperkuat pelayanan kesehatan di wilayah terdampak bencana. Upaya tersebut dilakukan melalui pengiriman dan fasilitasi relawan kesehatan, termasuk dokter spesialis, dokter umum, serta dokter magang. “Pemerintah fokus pada layanan kesehatan dasar, bedah minor, dan pemulihan trauma, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi,” ujarnya.
Terkait fasilitas kesehatan tingkat pertama, Bapak Pratikno menyampaikan bahwa dari total 867 puskesmas yang terdampak bencana, saat ini hanya tersisa delapan puskesmas yang masih dalam tahap pemulihan. Pemerintah, menurutnya, terus mempercepat proses perbaikan agar seluruh puskesmas dapat kembali beroperasi normal. “Kami terus mempercepat pemulihan agar pelayanan kesehatan masyarakat tidak terganggu,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Kabinet, Bapak Teddy Indra Wijaya, menyampaikan bahwa terdapat 87 rumah sakit di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang sempat terdampak bencana dan mengalami kelumpuhan layanan. Ia menjelaskan bahwa dalam kurun waktu satu bulan terakhir, seluruh rumah sakit tersebut telah kembali melayani pasien. “Memang ada yang belum sempurna, tetapi dari 87 rumah sakit itu sudah ada pasien datang dan mendapatkan pengobatan,” ujar Bapak Teddy dalam keterangan yang disampaikan pada kesempatan yang sama.
Dalam perkembangan penanganan bencana secara umum, Bapak Pratikno juga menyampaikan bahwa hingga Senin (29/12/2025) lebih dari separuh wilayah di tiga provinsi terdampak telah beralih dari fase tanggap darurat ke fase transisi rehabilitasi dan rekonstruksi. Di Provinsi Aceh, terdapat tujuh kabupaten dan kota yang telah memasuki fase transisi, sementara 11 kabupaten dan kota lainnya masih memperpanjang masa tanggap darurat. Perpanjangan tersebut dilakukan untuk memastikan kesiapan wilayah dalam memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
Untuk wilayah Sumatera Utara, Bapak Pratikno menjelaskan bahwa delapan kabupaten dan kota telah masuk ke fase transisi rehabilitasi dan rekonstruksi, sementara delapan kabupaten dan kota lainnya masih berada dalam fase tanggap darurat. Adapun di Sumatera Barat, sebanyak 10 kabupaten dan kota telah memasuki fase transisi, sedangkan tiga kabupaten dan kota masih berstatus tanggap darurat. “Daerah yang memperpanjang status tanggap darurat bertujuan agar wilayah-wilayah itu lebih siap masuk ke fase rehabilitasi dan rekonstruksi,” ucap Bapak Pratikno.
Pemerintah berharap dengan pulihnya layanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, masyarakat terdampak bencana dapat kembali memperoleh pelayanan yang layak dan berkelanjutan. Upaya pemulihan ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi di sektor kesehatan. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus mengawal proses pemulihan hingga seluruh layanan publik kembali berjalan optimal.
Sumber: menpan.go.id
.jpg)
